Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Senin Pagi Nilai Tukar Rupiah Menguat Terhadap Dolar AS, Kini di Level Rp14.887

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terpantau menguat pada Senin pagi (5/6/2023). Mengutip data Bloomberg Spot Rate pukul 09.14 WIB

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Senin Pagi Nilai Tukar Rupiah Menguat Terhadap Dolar AS, Kini di Level Rp14.887
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Ilustrasi. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terpantau menguat pada Senin pagi (5/6/2023). Mengutip data Bloomberg Spot Rate pukul 09.14 WIB, rupiah berada di level Rp14.887. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terpantau menguat pada Senin pagi (5/6/2023). Mengutip data Bloomberg Spot Rate pukul 09.14 WIB, rupiah berada di level Rp14.887.

Sebelumnya pada Jumat (2/6/2023) sore, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di level Rp14.994.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra sebelumnya mengatakan, fluktuasi nilai tukar rupiah masih akan terjadi seiring perhatian dari pelaku pasar keuangan dunia terkait kenaikan pagu utang atau debt ceiling ke kebijakan moneter Amerika Serikat (AS).

Baca juga: Pengamat: Kenaikan Suku Bunga AS Bisa Jadi Ancaman Rupiah ke Depan

Kebijakan moneter yang dimaksud, yakni peluang Bank Sentral AS atau The Fed akan kembali menaikkan suku bunga pada keputusan rapat pada 13 Juni hingga 14 Juni ini.

"Bila demikian, rupiah berpotensi melemah terhadap dolar AS ke depan. Mungkin bisa masuk ke Rp15.000 hingga Rp15.200 di Juni," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews, (2/6/2023).

Lebih lanjut, menurut Ariston, kelihatannya kenaikan pagu utang Negeri Paman Sam bakal disetujui kongres, sehingga jadi sentimen positif bagi aset berisiko.

Berita Rekomendasi

"Tapi di sisi lain, ada perubahan ekspektasi terhadap kenaikan suku bunga acuan AS. Ekspektasi suku bunga naik pada rapat Juni meningkat dan ekspektasi suku bunga bertahan malah menurun," katanya.

Perubahan ekspektasi ini terkait dengan data ekonomi Amerika yang membaik belakangan ini yang dikhawatirkan akan menyumbang kenaikan inflasi.

"Sehingga, inflasi tidak turun-turun mendekati target. Perubahan ekspektasi ini bisa mendorong penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas