Hadapi Geopolitik, Menkeu Sri Mulyani Pesan ke Pengusaha Muda untuk Kalibrasi Bisnis Model
Sri Mulyani Indrawati berpesan kepada pelaku usaha khususnya generasi muda untuk mengantisipasi tantangan geopolitik global
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati berpesan kepada pelaku usaha khususnya generasi muda untuk mengantisipasi tantangan geopolitik global.
Menurutnya, para pengusaha muda perlu untuk mengkalibrasi bisnis model.
"Kalau Anda beranggapan usaha ini borderless (tanpa batasan) tetapi Anda harus siapkan dari sekarang kalau sampai nanti kita independen," ucap Sri Mulyani dalam sosialisasi UU P2SK yang digelar Kadin Indonesia di BRIlian Club, Jakarta, Selasa (13/6/2023).
Baca juga: KPK Ungkap Transaksi Janggal di Kemenkeu, Jubir Menkeu: Kami Tak Kompromi Penyimpangan
Menkeu mengatakan globalisasi mungkin membuat pelaku ekonomi memiliki pola pikir bahwa dunia tidak memiliki batasan.
Namun, bendahara negara mengimbau kalibrasi bisnis model menjadi langkah penting sebelum permasalahan itu datang.
"Jangan Anda katakan nantilah kalau sudah terjadi baru dipikirkan. Ya nggak kaya begitu lah, nggak akan siap. Kita harus mempersiapkan skenario walaupun kemungkinan terjadinya hanya 1 persen atau 0,5 persen sekalipun," tutur Menkeu.
Pernyataannya itu merujuk pada ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat dan China sebagai dua sumber ekonomi terbesar di dunia.
Dia berharap pengusaha tidak hanya fokus pada hal-hal yang menguntungkan tetapi yang membuat pertumbuhan bersama.
Baca juga: VIDEO Saat Menkeu Sri Mulyani Bandingkan Ekonomi Indonesia, China dan India dalam 10 Tahun Terakhir
"Negara-negara ASEAN kemungkinan besar terjebak dalam kondisi untuk memilih keberpihakan terutama dalam konteks perdagangan," ungkapnya.
Tentunya Menkeu tidak berharap geopolitik tidak memberikan dampak terhadap perekonomian Indonesia.
“Kalau tidak, kalau banyak yang memilih untuk memikirkannya nanti, mungkin bisa gelundung terus berdoa. Kalau ada kejadian baru kita berpikir gimana nanti. Kan nggak kaya gitu,” ujar Menkeu.
Mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu berpendapat situasi geopolitik global bisa juga diterima sebagai suatu peluang.
Itu juga alasannya Indonesia memilih untuk tidak berpihak pada bangsa tertentu, melainkan bersama dengan banyak bangsa.
"Meskipun kita non-aligned bukan berarti kita tidak memilih. Kita tidak ingin diombang-ambingkan pilihan jadi kita ingin tetap growing menjadi negara yang makin advance tanpa kita dibatasi pilihan yang sangat terkendala," ungkapnya.
Sri Mulyani menambahkan Kementerian Keuangan selama menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) pun selalu mempertimbangkan kondisi geopolitik ke depan.
Dia memastikan proyeksi perekonomian Indonesia pastinya mempertimbangkan perkembangan geopolitik bahkan melibatkan blok Barat, blok RRT, dan Rusia.
"Menurut saya talent bisnis Anda pengusaha muda yang beragam harus dikalibrasi di dalam lanskap yang berubah itu," imbuhnya.