Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Badai PHK Kembali Muncul, Grab Akan Pangkas Jumlah Karyawan yang Diprediksi Lebih dari 360 Orang

PHK kali ini dilakukan dengan maksud menekan pembengkakan biaya operasional perusahaan.

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Badai PHK Kembali Muncul, Grab Akan Pangkas Jumlah Karyawan yang Diprediksi Lebih dari 360 Orang
Tribunnews/Dea Duta Aulia
Ilustrasi. PHK akan dilakukan Grab Holdings pada pekan ini dengan kemungkinan jumlah korban terdampak melampaui total karyawan yang di PHK Grab pada 2020. 

TRIBUNNEWS.COM, – Perusahaan digital teknologi asal Singapura, Grab Holdings bakal melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ratusan karyawannya.

Menurut beberapa sumber yang mengetahui masalah ini, PHK akan dilakukan Grab pada pekan ini dengan kemungkinan jumlah korban terdampak melampaui total karyawan yang di PHK Grab pada 2020.

Saat itu Grab memangkas 5 persen staf atau sekitar 360 karyawan, setelah bisnis jasa pengiriman perusahaan gagal mencatatkan lonjakan laba akibat terdampak kontraksi ekonomi global.

Baca juga: Produsen Truk Listrik Nikola PHK 270 Karyawan

“Korban pemutusan hubungan kerja sejauh ini masih dalam tahap diskusi, namun diperkirakan karyawan yang terdampak akan meningkat dari tahun 2020 seiring perubahan kondisi,” ucap sumber kepercayaan Reuters yang dikutip Tribunnews, Rabu (21/6/2023).

Tim juru bicara Grab hingga kini masih menolak untuk memberikan komentar, namun menurut informasi yang beredar PHK kali ini dilakukan dengan maksud untuk menekan pembengkakan biaya operasional.

Di tengah upaya Grab yang sedang berjuang mengembalikan profit perusahaan, tetapi kerugian kembali membengkak di kuartal pertama tahun 2023 hingga perusahaan merugi 244 juta dolar AS.

Tercatat, selama tahun 2021 hingga 2022 saham Grab telah merosot sekitar 70 persen.

BERITA REKOMENDASI

Sebelum mengalami kemerosotan, Grab dikenal sebagai layanan ride-hailing sempat memimpin pasar transportasi dan pengiriman di Asia Tenggara.

Dengan pangsa pasar mencapai 11,4 persen yang sebagian besar berasal dari Indonesia dan Vietnam.

Saking populernya, jaringan Grab bahkan sanggup menguasai 338 kota di delapan negara di kawasan Asia Tenggara.

Kendati sempat mengalami kontraksi di tahun 2022, namun Grab justru menambahkan lebih dari 3.000 staff. Sayangnya pasca menggelar perekrutan tersebut pendapatan grab kian bergejolak.

Sinyal PHK sebelumnya telah lama di bocorkan oleh Chief Operating Officer Alex Hungate tepatnya pada pertengahan tahun lalu, dalam pertemuannya Hungate mengatakan bahwa Grab saat ini tengah dilanda kekhawatiran terkait ancaman resesi global.

Oleh karenanya untuk mencegah penurunan lanjutan, perusahaan dengan tegas menunda perekrutan apapun serta memangkas sejumlah tim untuk menstabilkan laba kuartalan.

Tutup Grab Kitchen

Pada tahun lalu, Grab Indonesia telah PHK karyawannya untuk lini bisnis Grab Kitchen. Saat itu, Grab memutuskan menutupnya pada 19 Desember 2022 setelah empat tahun beroperasi.

Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi mengatakan, pihaknya melakukan hal yang sama seperti apa yang dilakukan perusahaan startup digital, di mana Grab bisnis Kitchen tidak berjalan sesuai dengan harapan.

“Saya coba cerita apa yang terjadi di Grab. GrabKitchen berdiri pada tahun 2018, dengan berjalannya waktu ternyata, tidak sesuai apa dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, kami mengambil keputusan yang sangat sulit,” kata Neneng pada Selasa 22 November 2022.

Neneng mengatakan, layaknya sebuah bisnis, Grab sudah mempertahankan bisnis GrabKitchen selama empat tahun.

Baca juga: Binance PHK Karyawan Gara-gara Gugatan SEC yang Bikin Goyah Bisnis Kripto

Bahkan, bisnis tersebut tetap dipertahankan saat pandemi dan setelah pandemi, tetapi tetap tak sesuai harapan.

“Karena ini bisnis, kalau kita sudah coba empat tahun, dan tetap pertahankan, meskipun pandemi, dan setelah pandemi, ya memang keputusan sangat sulit harus dibuat. Perusahaan digital teknologi, ini kita lakukan inovasi, mencoba, dan melihat hasilnya,” jelas dia.

Neneng menilai, PHK ini juga lantaran produk market fit-nya tidak sesuai. Dalam bisnis, PHK adalah hal yang biasa, namun perlu dipastikan selama bisnis berjalan, ada upaya-upaya yang dilakukan untuk memajukan bisnis tersebut.

“Produk market fit-nya enggak cocok dan di dalam dunia bisnis itu biasa. Tapi kalau kita memastikan dan mencoba selama empat tahun, ini keputusan sulit kami. Yang kami lakukan, kami diskusi dengan para merchant kami, yang kebanyakan mereka adalah merchant GrabFood,” lanjut dia.

Neneng mengungkapkan, kepada karyawan yang mengalami PHK diberikan opsi untuk mencari pekerjaan pada divisi lain, atau memilih mengundurkan diri.

“Yang kena PHK belasan, karena yang belasan itu ada yang memang ingin (pensiun dini), ada juga yang memang (pindah ke lini bisnis Grab lainnya). Jadi enggak semua sesulit itu, ada juga yang memilih untuk mengambil kesempatan lain,” katanya.

Neneng yakin, dengan kondisi yang tidak pasti saat ini, pilihan PHK adalah merupakan opsi terakhir. Namun, untuk menyelamatkan bisnis, perusahaan mau tak mau mengambil pilihan sulit, yakni PHK.

“Semua perusahaan saya yakin akan melakukan hal yang sama,” tegas dia.

GoTo PHK 600 Karyawan

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) mengumumkan pembaruan strategi untuk membangun perusahaan yang berkelanjutan, menguntungkan, dan dapat terus memberikan dampak positif jangka panjang bagi jutaan orang.

Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, dilakukan kajian secara menyeluruh dan terus menerus untuk menentukan peningkatan yang dapat dilakukan di setiap kegiatan bisnis.

"Kajian tersebut telah mengidentifikasi sejumlah penyesuaian yang perlu dilakukan untuk memperkuat operasional perusahaan," ujar Juru Bicara GoTo atau GoTo Group Corporate Secretary RA Koesoemohadiani dalam keterangannya, Jumat (10/3/2023).

Salah satu penyesuaian tersebut adalah pengonsolidasian sejumlah bisnis dan tim dalam ekosistem perusahaan, untuk menghadirkan organisasi yang lebih ramping serta lebih siap untuk menanggapi permintaan pasar.

Baca juga: Penjualan Daging Susut, Tyson Food PHK 288 Karyawan

Sebagai contoh, perusahaan melakukan desain ulang pada bisnis offline merchant di GoTo Financial dan menyatukan dua tim offline merchant.

"Penyesuaian seperti ini akan membantu kami memberikan layanan yang lebih baik kepada merchant, sekaligus mengurangi biaya," kata Koesoemohadiani.

Konsolidasi dan sentralisasi yang dilakukan untuk beberapa fungsi penunjang bisnis akan menjadi shared resources atau sumber daya bersama, yang diharapkan akan mampu untuk menghadirkan layanan berkualitas tinggi di seluruh ekosistem, sekaligus menghindari adanya duplikasi fungsi dalam unit bisnis.

GoTo juga meninjau kembali prioritas, dan akan mengurangi skala atau menunda kegiatan bisnis serta inisiatif yang bukan merupakan layanan inti.

Contohnya, akan mengurangi beberapa bagian dari layanan Mitra Tokopedia, agar sumber daya perusahaan dapat difokuskan pada kegiatan yang akan mendorong dampak lebih besar.

Koesoemohadiani menjelaskan, dalam kondisi dimana kebutuhan perekrutan menurun, perusahaan juga melakukan restrukturisasi di tim rekrutmen.

Teknologi akan memegang peran penting dalam percepatan eksekusi, mengurangi proses manual dan margin of error serta meningkatkan layanan.

Hal ini, lanjutnya, juga meliputi kehadiran perangkat teknologi baru untuk operasional, layanan serta pengelolaan data yang lebih lancar.

"Langkah-langkah penyesuaian tersebut sayangnya akan memengaruhi sekitar 600 posisi dalam ekosistem GoTo," tuturnya.

Karyawan yang terdampak akan memperoleh dukungan dari perusahaan selama masa transisi, di mana dukungan yang diberikan akan lebih dari yang diwajibkan oleh peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, dan mencakup dukungan finansial, karier, dan kesejahteraan.

Langkah penyesuaian ini tidak akan memengaruhi layanan yang diberikan GoTo kepada konsumen, mitra pengemudi, dan pedagang.

"Setiap karyawan telah berperan penting dalam perjalanan GoTo, dan kami sangat mengapresiasi kontribusi mereka dalam membangun bisnis dan bersama-sama mendukung GoTo untuk mencapai misi perusahaan," pungkas Koesoemohadiani.

Masih Berlanjut Hingga 2024

Pengamat Ekonomi Digital sekaligus Direktur ICT Institute, Heru Sutadi mengungkapkan, fenomena PHK di perusahaa rintisan atau startup masih akan terjadi hingga 2024.

Tak hanya di startup yang skalanya kecil, namun level Unicorn ataupun Decacorn juga turut diterpa badai PHK.

"PHK di bidang startup ini masih akan terus terjadi hingga kuartal pertama tahun depan, dan PHK ini dalam range atau tingkatan kecil sampai tingkatan besar," ucap Heru kepada Tribunnews, Sabtu (11/3/2023).

"Dan yang menarik di Indonesia efisiensi tersebut dilakukan perusahaan startup yang benar-benar rintisan atau belum unicorn. Tapi ternyata Unicorn atau Decacorn juga lakukan PHK, jadi memang tidak ada startup startup di Indonesia yang terbebas dari efisiensi," sambungnya.

Berdasarkan analisis yang dilakukan, Heru melihat ada beberapa faktor yang membuat perusahaan startup melakukan efisiensi, khususnya PHK karyawan.

Baca juga: Bisnis Boncos, Kembaran Grab PHK 400 karyawan

Pertama, adanya tantangan krisis ekonomi dunia imbas tingginya ketidakpastian global. Hal tersebut tentunya berdampak kepada sumber pendanaan oleh para industri digital untuk melakukan pengembangan usaha.

"Dari analisis yang kita lakukan karena banyak hal. Seperti, memang krisis ekonomi dunia yang belum menentu, kemudian pendanaan startup yang kian turun bahkan tidak ada dana startup," papar Heru.

Kedua, strategi 'bakar uang' melalui gratis ongkos kirim ataupun diskon dalam jumlah yang cukup besar.

Diketahui, program tersebut ditujukan untuk promosi dan menarik minat pelanggan. Namun apabila strategi bakar uang tidak diatur secara baik, hal ini berakibat fatal terhadap kinerja.

Heru memberikan pandangannya, daripada perusahaan startup melakukan PHK, lebih baik mengambil kebijakan efisiensi dalam bentuk lain.

Seperti pemotongan gaji karyawan, hingga mengurangi fasilitas para karyawannya di kantor.

"Selama ini startup Indonesia kan sistem bakar uang ini masih terjadi, dan juga promosi gratis ongkir, ini kan juga membuat upaya melakukan efisiensi," ucap Heru.

"Memang yang mudah efisiensi itu pengurangan jumlah karyawan. Tapi ada hal lain seperti pengurangan fasilitas di kantor-kantor startup. Atau pengurangan gaji," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas