Begini Metode Pengumpulan Data di Sensus Pertanian 2023
Pada ST2013 pengumpulan data dilakukan hanya dengan menggunakan metode Paper Assisted Personal Interviewing (PAPI).
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Seno Tri Sulistiyono

Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selama ini belum banyak masyarakat yang mengetahui metode apa saja yang digunakan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam melaksanakan sensus Pertanian 2023 (ST2023) melalui para petugasnya yang diturunkan ke lapangan.
Pada dasarnya ada beberapa metode yang digunakan sekaligus oleh BPS dalam pelaksanaan sensus pertanian yang ketujuh kalinya diselenggarakan di Indonesia ini.
Sensus Pertanian sendiri sudah dimulai sejak 1 Juni 2023 hingga 31 Juli 2023. Tujuannya untuk mendapatkan gambaran terkait kondisi sektor pertanian Indonesia terkini secara komprehensif.
Baca juga: Sensus Pertanian 2023 Bisa Berikan Data Komprehensif Demografi Petani Sampai Luasan Lahan
Pada ST2013 pengumpulan data dilakukan hanya dengan menggunakan metode Paper Assisted Personal Interviewing (PAPI).
Sementara pada ST2023, pengumpulan data dilakukan dengan tiga metode, yang terdiri dari PAPI, Computed Assisted Personal Interviewing (CAPI), dan Computer Assisted Web Interviewing (CAWI).
“ST2023 sekarang memiliki inovasi berupa penggunaan tiga metode pengumpulan data, yakni PAPI, CAPI, dan CAWI, karena cakupan respondennya lebih lengkap, tidak hanya rumah tangga pertanian, tapi juga usaha pertanian,” kata Direktur Statistik Tanaman Pangan, Holtikultura, & Perkebunan BPS Kadarmanto, Rabu, 21 Juni 2023.
Dengan metode PAPI, petugas menggunakan kuesioner kertas saat mewawancarai responden.
Sementara itu, dengan metode CAPI, petugas menggunakan kuesioner elektronik yang tersedia dalam gawai atau ponsel mereka saat mewawancarai responden.
Metode CAWI memungkinkan responden menjawab kuesioner secara mandiri melalui aplikasi web. Perbedaan metode sensus untuk setiap jenis responden Petugas ST2023 akan menggunakan metode PAPI dan CAPI untuk menyensus Unit Pertanian Perorangan (UTP) dengan dua pendekatan berbeda antara daerah konsentrasi UTP dan non konsentrasi UTP.
Untuk menyensus UTP di daerah konsentrasi UTP baik di pedesaan maupun di perkotaan, petugas akan mendatangi petani dari rumah ke rumah atau door to door guna melakukan sensus dengan metode PAPI atau CAPI.
Sementara itu, di daerah non konsentrasi UTP, petugas akan melakukan pendekatan snow ball, yakni dengan mendatangi ketua Rukun Tetangga (RT) setempat untuk bertanya mengenai siapa saja UTP yang tinggal di wilayah RT tersebut.
Setelah menyensus UTP yang bersangkutan, petugas ST2023 akan menanyakan apakah UTP tersebut mengenal tetangga mereka yang juga petani tapi belum disurvei oleh BPS.
“Jadi responden UTP di daerah non konsentrasi bisa bertambah banyak seperti bola salju (snow ball) yang semakin lama semakin besar. Dengan ini, sensus yang dilakukan di daerah non konsentrasi UTP seperti Jakarta, akan lebih efektif,” ungkap Kadarmanto.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.