Perusahaan Pelat Merah Disebut Berperan Penting Dalam Investasi Jalan Tol
BUMN memiliki peranan penting dalam pembangunan fisik maupun nonfisik untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR Andre Rosiade menyebutkan, BUMN memiliki peranan penting dalam pembangunan fisik maupun nonfisik untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat.
“Salah satunya adalah PT Waskita Karya Toll Road (WTR) yang telah berperan penting dalam investasi jalan tol di seluruh Indonesia,” kata Andre saat Seminar Sosialisasi BUMN dengan tema ‘Membangun Indonesia dengan Aman dan Ramah Lingkungan’ di Hotel Truntum Padang, ditulis Jumat (23/6/2023).
Seminar yang juga diisi oleh Produk Manajemen Retail Semen Indonesia Group (SIG) Victorio Nafalino dan dosen Universitas Andalas (Unand) Padang Ilham Adelino Azre itu diikuti ratusan warga Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar).
Andre menyebutkan, PT WTR berdiri pada 19 Juni 2014, merupakan anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk yang bergerak di bidang investasi jalan tol.
Pada tahun 2018, WTR berhasil meraih prestasi dengan kepemilikan 18 ruas tol dengan total panjang hingga 1.019 Km.
“Dengan membangun ruas-ruas tol baru dan mengambil alih proyek ruas tol yang belum berjalan, WTR berhasil mendorong pertumbuhan arus distribusi logistik maupun masyarakat yang berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi di wilayah di mana ruas-ruas tol tersebut berada,” kata Andre.
Baca juga: Kecelakaan di Jalan Tol Solo-Ngawi: Sapi-sapi Terlepas dan Berkeliaran di Jalan, 5 Ekor Mati
Ketua Harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) ini menyebutkan, dalam lingkup bisnisnya, WTR fokus melakukan asset recycling pada ruas-ruas tol tersebut kepada investor strategis. Saat ini, WTR memiliki 10 ruas tol dengan total panjang hingga 561 Km yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera.
Ke depannya, kata Andre, WTR fokus dalam merealisasikan aksi korporasi serta mempercepat penyelesaian konstruksi ruas-ruas tol yang sedang dibangun.
“Hal ini sejalan dengan misi WTR dalam membangun ruas-ruas tol yang terintegrasi untuk meningkatkan konektivitas antar wilayah di Indonesia, khususnya Pulau Jawa dan Sumatera,” kata Andre.
Diketahui, WTR memiliki saham mayoritas di Jalan Tol Pemalang-Batang (39,20 Km), Jalan Tol Pasuruan-Probolinggo (43,75 Km), Jalan Tol Ciawi-Sukabumi (54 Km), Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (16,78 Km), Jalan Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (38,29 Km) dan Jalan Tol Kayuagung-Palembang-Betung (111,69 Km).
Baca juga: Kementerian PUPR: Nilai Investasi Pembangunan Jalan Tol Puncak Bogor Mencapai Rp25 Triliun
Untuk kepemilikan saham minoritas tersebar pada Jalan Tol Cimanggis-Cibitung (26,18 Km), Jalan Tol Depok-Antasari (27,95 Km), Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (60,10 Km) dan Jalan Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat (143,25 Km).
Sementara untuk aksi korporasi yang dilakukan adalah, Desember 2019 untuk jalan Tol Solok-Ngawi (90,43 Km) dan Jalan Tol Ngawi-Kertosono (108,20 Km), April 2021 Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (61,70 Km), Juni 2021 Jalan Tol Semarang-Batang (75 Km) dan Jalan Tol Cinere-Serpong (10,14 Km), Oktober 2021 Jalan Tol Cibitung-Cilincing (34,76 Km), Juni 2022 Jalan Tol Cimanggis-Cibitung (26/19 Km), Agustus 2-22 Jalan Tol Kanci-Pejagan (35 Km) dan Jalan Tol Pejagan-Pemalang (57,5 Km).