APBN 2023 Bulan Mei Dinyatakan Surplus Rp204,3 Triliun, Ini Rinciannya
Kementerian Keuangan menyatakan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2023 mengalami surplus senilai Rp204,3 triliun di Mei 2023.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Keuangan menyatakan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2023 mengalami surplus senilai Rp204,3 triliun di Mei 2023.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani membeberkan, untuk realisasi pendapatan negara tercatat Rp1.209,3 triliun atau tumbuh 13 persen secara tahun ke tahun (year-on-year/yoy).
Bila dirinci lebih lanjut kontribusinya berasal dari penerimaan pajak mencapai Rp830,3 triliun, kepabeanan dan cukai mencapai Rp118,4 triliun, serta penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp260,5 triliun.
"APBN hingga akhir Mei masih surplus sebesar Rp204,3 triliun atau dalam hal ini mencapai 0,97 persen dari produk domestik bruto kita. Keseimbangan primer surplusnya lebih tinggi Rp390,5 triliun," ucap Sri Mulyani dalam paparan APBN KITA, Senin (26/6/2023).
Sementara, untuk realisasi belanja negara hingga akhir Mei 2023 tercatat senilai Rp1.005 triliun.
Angka tersebut terdiri dari belanja Pemerintah pusat (BPP) Rp714,6 triliun, dan Transfer ke daerah (TKD) terealisasi sebesar Rp290,3 triliun.
Menurut bendahara negara, angka surplus ini perlu diapresiasi, mengingat kondisi perekonomian global masih mengalami ketidakpastian dan Indonesia hingga kini masih cukup resilience menghadapi berbagai tantangan yang ada.
Baca juga: Menteri Azwar Anas Klaim Kenaikan Tunjangan Kinerja PNS Tak Bebani APBN
"Dengan demikian saya sampaikan APBN Indonesia, dalam pelaksanaan sampai dengan bulan ke-5 menunjukkan suatu yang sangat positif meskipun lingkungan global masih sangat berat bahkan masih berisiko," papar Sri Mulyani.
Baca juga: Defisit APBN 2023 Diprediksi Hanya 2,5 Persen dari Produk Domestik Bruto
"Volatilitas masih tinggi, geopolitik masih bergejolak, harga komoditas mengalami koreksi dan pelemahan global masih kita antisipasi ke depan. Inflasi global juga meskipun mengalami penurunan tapi masih levelnya tinggi," pungkasnya.