Dorong Milenial Miliki Hunian, Perbankan Mudahkan Pengajuan KPR
Fidri Arnaldy mengatakan, hal ini didukung dengan transformasi Bank DKI yang memudahkan pengajuan KPR yang bisa dilakukan secara digital.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kalangan milenial didorong untuk memiliki hunian dengan menekan pengeluaran yang bersifat konsumtif atau gaya hidup.
Untuk itu, dalam memudahkan kaum milenial miliki hunian, perbankan pun terus berinovasi untuk memberikan kemudahan kepada nasabah terutama dalam memenuhi kebutuhan akan hunian.
Seperti Bank DKI yang mendukung untuk memberikan kemudahan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bagi milenial.
Baca juga: Platform KPR Digital Tanah Air Ini Raih Pendanaan Tahap Awal 3,5 juta Dolar AS
Direktur Utama Bank DKI, Fidri Arnaldy mengatakan, hal ini didukung dengan transformasi Bank DKI yang memudahkan pengajuan KPR yang bisa dilakukan secara digital.
Menurutnya, perbankan harus memberikan layanan digital kepada nasabah untuk mengikuti perkembangan zaman yang telah didominasi oleh kaum milenial.
“Kaidahnya disini semua perbankan pada saat sekarang harus semuanya digital karena kita untuk mengcover semua perkembangan zaman dan juga banyaknya kaum milenial yang menguasai dan termasuk juga di posisi di struktur KPR kami 70 persen nya milenial,” ujar Fidri dalam Literacy Series bertema ‘Milenial Punya Rumah? Ya Bisa” yang digelar Infobank, Selasa (27/6/2023).
Ia mengungkapkan, Bank DKI sudah mempersiapkan melalui sinergi sesuai regulasi dari regulator dalam menawarkan produk dan layanan digital, seperti Kredit Multi Guna (KMG), KPR, dan KUR & Mikro.
Tercatat, Bank DKI memiliki aplikasi JakOne Smart, yang layanannya akan menggunakan e-Form Digital. Sehingga, dalam pengajuan untuk lending atau kredit ataupun KPR semuanya bisa dilakukan secara digital.
“Kita didasarkan pengalaman dan pasar, kemudahan mengambil (KPR) lewat digital, kita bisa lihat transaksinya serta aplikasinya, kalau cocok ambil. Jangka waktunya (KPR) 25 tahun, kita sudah mengakomodir semua. Jadi bank pasti menciptakan produk yang diizinkan regulasi pasti dioptimalkan pasti mudah semua,” ucapnya.
Selain Bank DKI, PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) juga terus memudahkan para milenial untuk memiliki rumah.
Baca juga: BTN Siap Gelar Akad Massal 10 Ribu Unit KPR
Namun demikian, memang masih terdapat beberapa alasan bagi milenial yang belum memiliki rumah, di antaranya adalah milenial belum menemukan rumah yang tepat dari sisi lokasi ataupun tipe rumah, kemudian milenial secara finansial, belum mampu membayar DP ataupun KPR.
Direktur Sekuritisasi dan Pembiayaan SMF, Heliantopo pun menjelaskan, SMF telah menyediakan produk pembiayaan bagi milenial dengan konsep Pembiayaan Perumahan Rent to Own (RTO).
“Skema sewa beli ini kelebihannya adalah nanti masyarakat itu menyewa dulu rumah tersebut, jadi kalau mereka berminat atau berkenan nanti mereka bisa konversi untuk membeli,” paparnya.
Terdapat dua jenis pilihan pembiayaan skema RTO tersebut, yang pertama adalah melalui pembelian langsung dengan KPR atau terus menyewa hingga periode tertentu dan selanjutnya rumah tersebut akan dihibahkan.
“Ini salah satu produk yang bisa ditawarkan kepada milenial dan ini tentunya SMF sebagai perusahaan pembiayaan sekunder perumahan yang tidak dapat langsung ke masyarakat SMF siap mendukung pendanaan dari lembaga keuangan untuk menjalankan program ini,” imbuhnya.
Meski begitu, Heliantopo menyatakan, program tersebut masih dalam tahap piloting yang harapannya dapat disambut baik oleh lembaga keuangan. Sehingga, SMF dapat membantu masyarakat yang belum bankable terutama segmen non fixed income yang selama ini belum terlayani dengan baik dan untuk masyarakat yang susah menyediakan uang muka.
“Secara produk harusnya menjadi produk yang bisa membantu segmen non fixed income yang notabene lebih besar dari fixed income mudah mudahan ini bisa diminati,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Komisioner Bidang Pengerahan Dana BP Tapera, Eko Ariantoro mengatakan, saat ini tingkat literasi keuangan milenial cenderung lebih tinggi bila dibandingkan dengan tingkat literasi dan inklusi keuangan secara nasional.
“Tingkat literasi keuangan milenial 53,19% dan literasi keuangan nasional 49,68%. Artinya secara nasional milenial lebih paham keuangan, akan tetapi dibandingkan inklusi keuangannya masih jauh tertinggal,” ucap Eko.
Ia menyampaikan, ada berbagai alasan kaum milenial belum memikirkan untuk memiliki rumah sejak dini. Hal ini menyangkut dengan berbagai karakter milenial itu sendiri.
Antara lain, kaum milenial tidak memiliki dana darurat dan juga lebih banyak berperilaku konsumtif. Data menunjukkan, sebanyak 60% milenial baru memiliki rekening di perbankan.
"Artinya, ada sebanyak 40% milenial yang belum mempunyai rekening tabungan di bank. Bagaimana mungkin milenial yang belum memiliki rekening untuk bisa memiliki rumah,” katanya.
Untuk itu, pihaknya memberikan berbagai tips pengelolaan keuangan bagi milenial. Antara lain, menabung sebelum dibelanjakan, bijak dalam berhutang, prioritaskan antara kebutuhan dan keinginan dan persiapkan dana darurat.
“Pasalnya memiliiki rumah bagi milenial tidak mudah dah perlu diperjuangkan. Bagaimana memperjuangkan itu maka pemerintah menghadirkan BP Tapera,” tukas Eko.