NCKL Jajaki Pasar Ekspor Nikel Sulfat ke Jepang dan Korea
Harita Nickel menjajaki peluang mengespor nikel sulfat ke pasar Asia lainnya setelah sebelumnya berhasil mengekspor komoditi tersebut ke China.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Choirul Arifin
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Emiten tambang nikel PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel menjajaki peluang mengespor nikel sulfat ke pasar Asia lainnya setelah sebelumnya berhasil mengekspor komoditi tersebut ke China.
Entitas yang terafiliasi dengan NCKL, PT Halmahera Persada Lygend (HPL), baru saja mengekspor nikel sulfat untuk pertama kalinya sebanyak 5.584 ton ke China.
Direktur Utama NCKL Roy A. Arfandy mengatakan, China tujuan ekspor yang menarik karena di sana banyak perusahaan pembuat baterai kendaraan listrik.
"Pembuat baterai terbesar di dunia kebanyakan ada di China, makanya sebagian besar ekspor produk kami ke China," kata Roy di Jakarta, dikutip Kamis (29/6/2023).
Sekarang pihaknya membuaka peluang ekspor nikel sulfat ke negara lain seperti Korea dan Jepang.
"Kami buka kemungkinan ekspor ke negara lain, produsen baterai mobil listrik di Korea atau Jepang. Tentu kita akan buka kesempatan untuk menjual atau ekspor ke sana," ujar Roy.
Untuk pasar domestik, Roy mengatakan di dalam negeri belum ada pabrik katoda dan prekursor. "Belum ada pembeli (di dalam negeri), makanya dieskpor," kata Roy.
Roy mengatakan, NCKL tak selalu harus memproduksi nikel sulfat. Sebab, menurut dia, perseroan berada pada posisi yang fleksibel mengikuti kebutuhan pasar. Jika ternyata pasar Mixed Nickel-Cobalt Hydroxide Precipitate (MHP) lebih menjanjikan, konversi nikel sulfat akan dikurangi.
Nikel sulfat merupakan elemen penting pembentuk prekursor katoda baterai kendaraan listrik dan berasal dari merupakan senyawa hasil pemurnian lebih lanjut dari MHP.
"Kami mempunyai fleksibilitas di sini karena kami memproduksi dari nikel ore menjadi MHP. MHP bisa kita konversi menjadi nikel sulfat dan cobalt sulfat," kata Roy.
"Kami akan lihat, kalau ternyata market nikel sulfat lebih bagus dari MHP, kami akan konversi lebih banyak MHP menjadi nikel sulfat. Kalau MHP lebih bagus harganya di market, kita akan koversi lebih dikit. Jadi, fleksibel," ujarnya.
Roy tak bisa memberi angka pasti berapa banyak MHP yang dikonversi menjadi nikel sulfat tahun ini meski sebelumnya ia pernah mengatakan perseroan menargetkan 240.000 ton nikel sulfat diekspor dalam setahun.
"Karena kan lihat kondisi market. Itu salah satu kelebihan kami, yaitu bisa fleksibel melihat market. Kami menyesuaikan pergerakan tergantung dengan kondisi pasar yang ada," ujarnya.
Dikutip dari Kontan, PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) mulai mencuil peluang pasar nikel sulfat.
Jumat (16/6/2023) lalu, entitas asosiasi NCKL, PT Halmahera Persada Lygend (HPL), resmi melakukan ekspor perdana nikel sulfat sebanyak 5.584 ton nikel sulfat ke salah satu mitra bisnis NCKL yang berada di China.
Direktur Utama NCKL, Roy A. Arfandy, mengatakan bahwa total pengiriman produk nikel sulfat kelak ditargetkan mencapai 240.000 ton dalam setahun.
“Ke depan, perusahaan akan berusaha mengirimkan kurang lebih sebanyak empat kapal untuk memenuhi target permintaan produksi nikel sulfat tersebut,” kata Roy.