China Membalas, Batasi Ekspor Bahan Baku Chip ke AS, Perang Dingin Berlanjut
China membatasi ekspor bahan pembuatan chip pada produsen semikonduktor dan industri teknologi asal Amerika Serikat.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM BEIJING – Pemerintah China mengumumkan rencana baru membatasi ekspor bahan pembuatan chip pada produsen semikonduktor dan industri teknologi asal Amerika Serikat, Selasa (4/7/2023).
Menteri Perdagangan China Wang Wentao menjelaskan, pembatasan ekspor bahan baku chip akan mulai diterapkan pemerintah China pada 1 Agustus 2023.
Produk yang terdampak pembatasan ekspor oleh China diantaranya galium antimonida, galium arsenida, galium logam, galium nitrida, galium oksida, galium fosfida, galium selenida, dan galium arsenide.
Peraturan tersebut juga akan berlaku pada enam produk lainnya seperti germanium dioksida, substrat pertumbuhan epitaksi germanium, ingot germanium, logam germanium, germanium tetraklorida, dan seng germanium fosfida yang penting dalam pembuatan teknologi inframerah, kabel serat optik dan sel surya.
"China telah memukul pembatasan perdagangan Amerika di tempat (bagian) yang menyakitkan," ucap ketua Asosiasi Pertambangan Global China, Peter Arkell.
Pembatasan ekspor tersebut dirilis Wang Wentao jelang kunjungan Menteri Keuangan AS Janet Yellen yang rencananya akan bertandang ke Beijing pada pekan ini.
China sendiri tak menjelaskan alasan dari rilisnya kebijakan baru ini, namun munculnya pembatasan produk bahan pembuatan Chip pada Amerika lantas memicu pertanyaan publik terkait adanya perang dingin yang tengah terjadi antara presiden Jinping dengan pimpinan Amerika yakni Joe Biden.
Baca juga: China Desak Jepang Hentikan Pembatasan Ekspor Chip
Mengutip dari Bloomberg, konflik pembatasan chip Beijing dan Washington sebenarnya sudah lama memanas tepatnya sejak beberapa bulan terakhir.
Dimulai dari tindakan pemerintah AS yang terlebih dahulu mengumumkan pembatasan ekspor peralatan pembuatan chip ke China, pada Agustus 2022 silam.
Pemerintah Joe Biden juga turut melobi sejumlah negara lainnya termasuk Belanda untuk melakukan pembatasan produk chip.
Baca juga: Joe Biden Terbitkan Pembatasan Ekspor Chip, Saham Teknologi China Kompak Anjlok
Bahkan untuk memukul industri China, pada bulan Oktober tahun lalu Biden kembali memperketat pembatasan ekspor pada pengiriman alat pembuatan chip Amerika ke China dari perusahaan AS seperti Lam Research and Applied Materials dengan dalih untuk mencegah agar teknologinya tidak digunakan untuk memperkuat militer Tiongkok.
"Kami tidak akan membiarkan Anda mengeksploitasi teknologi komputer kami yang unggul dan pengetahuan kami untuk keuntungan Anda sendiri," bunyi surat yang dikirim oleh Departemen Perdagangan AS.
Baca juga: AS Batasi Ekspor Chip Semikonduktor ke China, Taiwan Pasrah
Serangkaian tekanan ini yang kemudian membuat China geram, hingga akhirnya negeri tirai bambu ini turut merilis peraturan serupa untuk membalaskan sanksi Amerika.
Kendati pembatasan tersebut berpotensi meningkatkan gangguan pada rantai pasokan global, namun analis memperkirakan bahwa langkah itu sengaja diambil untuk mengekang kemajuan teknologi AS mengingat hampir sebagian produsen teknologi dan industri semikonduktor di AS merupaka konsumen utama dari pabrik China.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.