Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Butuh Rp 256 Triliun Untuk Bangun Infrastruktur Air Bersih, PUPR Dorong Swasta Berinvestasi

Kementerian PUPR percaya Indonesia adalah tempat yang menarik untuk swasta berinvestasi dalam infrastruktur air bersih.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Sanusi
zoom-in Butuh Rp 256 Triliun Untuk Bangun Infrastruktur Air Bersih, PUPR Dorong Swasta Berinvestasi
Reynas Abdila
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dengan Founder Indonesia Water Institute Firdaus Ali. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah mengaku kekurangan dana untuk membangun infrastruktur air bersih seperti jaringan perpipaan.

Staf Khusus Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Sumber Daya Air, Firdaus Ali mengatakan, selama lima tahun pembangunan, pemerintah membutuhkan dana Rp 256 triliun.

"Pemerintah punya hambatan fiskal. Kalau kita ingin membangun air bersih, kita butuh setidaknya dalam lima tahun pembangunan itu Rp 256 triliun. Kemampuan pemerintah kan sepertiganya gak sampai," kata Firdaus kepada wartawan di Jakarta, dikutip Rabu (5/7/2023).

Baca juga: Kementerian PUPR Akui Kenaikan Harga Rumah Subsidi Sebenarnya Sudah Terlambat

Ia menyebut pemerintah hanya memiliki dana Rp 30 triliun selama lima tahun pembangunan untuk infrastruktur air bersih.

"Kebutuhan air bersih untuk lima tahun, tapi pemerintah kan (dana yang ada) tidak lebih dari Rp 30 triliun. Infrastruktur untuk air baku, jaringan perpipaan, air bersih, dan sanitasi," ujar Firdaus.

Saat ini, kata dia, jumlah masyarakat Indonesia yang bisa mengakses air bersih melalui perpipaan masih di bawah 21 persen.

Berita Rekomendasi

"Secara nasional kita juga prihatin karena kita masih di bawah 21 persen dari populasi yang punya akses ke perpipaan," ujar Firdaus.

"Sebab, tentunya yang paling aman, yaitu perpipaan. Kalau nggak perpipaan, ada potensi terkontaminasi dan sebagainya. Ini tantangan yang tidak mudah buat kita," pungkasnya.

Maka dari itu, ia mendorong pihak swasta untuk ikut berinvestasi dalam infrastruktur air bersih di dalam negeri.

Baca juga: Wapres Maruf Amin: Kebutuhan Air Bersih dan Sanitasi Masih Jadi Persoalan di Indonesia

Guna menarik minat pihak swasta, Firdaus mengatakan bahwa pemerintah tengah menggodok regulasi dan kepastian tarifnya.

"Kita butuh swasta masuk. Mereka akan masuk kalau ada kepastian regulasi dan kepastian tarif. Lalu, kepastian stabilitas politik. Tiga ini kita sedang siapkan. Ini tidak hanya Indonesia, tapi global," kata Firdaus.

Firdaus percaya bahwa Indonesia adalah tempat yang menarik untuk swasta berinvestasi dalam infrastruktur air bersih.

"Makannya peluang sektor swasta untuk berbisnis di Indonesia sangat luas sekali. Seksi sekali, tapi (perlu) ada kepastian kebijakan dan kepastian tarif agar mereka tertarik," ujarnya.

Menurut Firdaus, tak ada negara di dunia selain Indonesia yang paling seksi untuk berinvestasi infrastruktur air bersih. Ia kemudian membandingkan dengan negara-negara lain.

"Tidak ada negara yg paling seksi di dunia untuk investasi di air kecuali Indonesia. Saya berani katakan itu. China sudah saturasi. India struggle. Amerika Serikat apalagi. Hanya Indonesia saja," kata Firdaus.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas