The Fed Beri Sinyal Kenaikan Suku Bunga pada Bulan Ini, Pasar Saham hingga Emas Beri Reaksi Negatif
The Fed sendiri belum mengungkap berapa banyak suku bunga yang akan dikerek pada bulan ini.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Para pejabat Bank Sentral Amerika, Federal Reserve (The Fed) kembali memberikan isyarat untuk menaikkan suku bunga acuan ke level yang lebih tinggi pada pertemuan pada Juli 2023.
Sikap hawkish ini telah lama dilontarkan The Fed, bahkan ketua bank sentral Jerome Powell berulang kali menegaskan hampir semua pejabat menerima keputusan untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan di pekan depan.
"Ini sedikit mengejutkan mengingat bahwa keputusan tersebut ditetapkan sebagai keputusan bulat dari para pejabat Fed. Cukup jelas bahwa ada perbedaan pendapat, dengan beberapa pejabat yang memberikan keengganan untuk jeda selama satu bulan,” kata Lindsey Piegza, kepala ekonom di Stifel Nicolaus & Co. dilansir dari Bloomberg.
Baca juga: Tekan Inflasi, The Fed Bakal Kembali Dongkrak Suku Bunga Sebanyak Dua Kali
The Fed sendiri belum mengungkap berapa banyak suku bunga yang akan dikerek pada bulan ini, namun para investor sekarang menempatkan peluang 85 persen untuk kenaikan pada Juli 2023.
Sikap hawkish itu diambil The Fed untuk menekan laju inflasi Amerika yang dipatok di level 4 persen pada bulan Mei, masih jauh dari proyeksi awal The Fed yang menetapkan batas inflasi Amerika di kisaran 2 persen.
Sebagai informasi kenaikan laju suku bunga bukan kali pertama yang dilakukan The Fed, tercatat selama setahun terakhir The Fed telah dua belas kali memperketat kebijakan suku bunga.
Dimulai dari Maret tahun lalu The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga 25 basis poin, kemudian di bulan Mei 2022 The Fed memperketat kebijakan dengan membawa suku bunga ke kisaran 50 basis poin.
Melanjutkan kenaikan di bulan sebelumnya selama Juni, Juli, September, dan November The Fed kembali memacu suku bunga dengan masing – masing dinaikan sebesar 75 persen, serta 50 basis poin di Desember 2022 dan 25 bps pada Januari, Februari , Maret, Mei dan Juni 2023.
Pasca risalah The Fed terkait kenaikan suku bunga mencuat, pasar saham di Wall street memberikan respon negatif. Dimana Dow Jones Industrial Average anjlok sekitar 120 poin, sementara indeks S&P 500 amblas 8,77 point dan Nasdaq turun 25,12 poin selama 24 jam terakhir.
Respon negatif juga terjadi pada perdagangan emas pasar global, harga emas dilaporkan jeblok 0,4 persen di posisi 1.916,53 dolar AS per troy ons.