Akhir Pekan, Penguatan Rupiah Diprediksi Berlanjut
Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan berlanjut pada hari ini, Jumat (14/7/2023).
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Sanusi
Namun, apa yang diharapkan tidak sesuai, justru kondisinya malah berkebalikan, di mana ekonomi China hingga saat ini masih lesu.
Tercermin dari pelemahan mata uang China (CNY) mengalami depresiasi sepanjang tahun ini dan Indeks Purchasing Manager (PMI) manufaktur China pada Juni 2023 menjadi 50,5, melemah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 50,9.
Para ekonom banyak yang menganggap, perlambatan ekonomi China memang berpotensi berdampak negatif bagi perekonomian Indonesia.
Keterkaitan ekonomi antara Indonesia dengan China cukup kuat, di mana estimasi sensitivitas pertumbuhan ekonomi China terhadap perekonomian Indonesia sebesar 0,39 persen, yang berarti perlambatan ekonomi China sebesar 1 persen berpotensi memperlambat ekonomi Indonesia sebesar 0,39 persen.
"Ini merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan mitra dagang lainnya, sebagai contoh Amerika Serikat, ujar Ibrahim.
Selain itu, diperkirakan perlambatan ekonomi China juga akan menekan harga komoditas global, dan ini juga mempengaruhi ekonomi Indonesia yang masih cukup banyak mengandalkan komoditas, terutama batu bara dan CPO.
Daerah-daerah penghasil komoditas diperkirakan akan terdampak seperti di beberapa wilayah di Sumatera dan Kalimantan.
Namun, pelemahan ekonomi China terhadap negara mitra dagang khususnya di Indonesia seharusnya tidak akan terlalu berdampak signifikan dikarenakan porsi neraca dagang dalam ekonomi tidak terlalu signifikan.
"Saat ini Indonesia hanya bisa mengandalkan pada konsumsi domestic, belanja pemerintah dan Foreign Direct Investment (FDI) dikala kondisi global bermasalah, termasuk ekonomi china yang melambat," pungkasnya.