Menarik, Analisa Potensi Cuan Investasi Saham di Semester II 2023
Investor asing juga memiliki pandangan positif terhadap pasar saham Indonesia, tercermin dari pembelian bersih asing mencapai 1,1 miliar
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) sebagai perusahaan manajer investasi memandang aset saham dapat dipertimbangkan untuk investor dengan profil lebih agresif, atau sebagai booster bagi portofolio mereka.
Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Katarina Setiawan mengatakan, perusahaan melihat saham merupakan kelas aset yang undervalued sepanjang tahun ini.
Baca juga: Dorong Investasi, SKK Migas Kembali Gelar Konferensi Hulu Migas Internasional
"Karena secara fundamental kinerja emiten dalam pasar saham mencatat kinerja yang positif di kuartal pertama," ujar dia mengutip risetnya, Jumat (14/7/2023).
Selanjutnya, investor asing juga memiliki pandangan positif terhadap pasar saham Indonesia, tercermin dari pembelian bersih asing mencapai 1,1 miliar dolar Amerika Serikat (AS) per Juni 2023.
Namun sayangnya faktor-faktor tersebut belum diapresiasi oleh pasar, di mana valuasi pasar saham telah turun ke level yang atraktif dengan forward PE ratio di kisaran 12 kali, di bawah rata-rata jangka panjang di kisaran 15 kalo yang memberikan entry point menarik bagi investor.
"Kami melihat pertumbuhan konsumsi domestik di semester kedua dan sinyal The Fed sudah mencapai puncak kebijakan suku bunga berpotensi menjadi katalis yang dapat menggerakkan kinerja pasar saham," kata Karina.
Menurutnya, bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang, saat ini potensi hasil investasi di pasar saham terlihat menarik.
Adapun bagi investor jangka panjang yang ingin berinvestasi di pasar saham, dapat juga melakukannya melalui investasi di reksa dana saham.
Disarankan untuk memilah investasi di reksa dana saham dengan strategi high conviction atau yang pemilihan sahamnya lebih fleksibel dengan deviasi lebih besar terhadap indeks acuan, serta strategi core atau pemilihan sahamnya tidak berdeviasi jauh dari indeks acuan.
Baca juga: Danareksa Investment Management Berganti Nama Menjadi BRI Manajemen Investasi
Karina menambahkan, masing-masing strategi memiliki karakteristiknya, di mana strategi high conviction berpotensi mencatat hasil lebih tinggi ketika pemilihan saham diapresiasi pasar.
"Namun strategi ini juga cenderung menunjukkan volatilitas lebih tinggi dibandingkan strategi core. Strategi high conviction lebih cocok bagi investor dengan profil risiko agresif dan telah memiliki pengetahuan cukup terkait investasi di pasar saham," pungkasnya.
Karena itu, investor sebaiknya melakukan pemilihan investasi sesuai dengan profil risiko, tujuan investasi, serta horizon investasi.