Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun Bisnis

Kinerja Manufaktur Masih Rentan, Apindo Beberkan Sejumlah Alasannya

Kinerja manufaktur masih dianggap rentan, meskipun kegiatan dunia usaha pada kuartal kedua 2023 meningkat

Editor: Sanusi
zoom-in Kinerja Manufaktur Masih Rentan, Apindo Beberkan Sejumlah Alasannya
WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN
ilustrasi. Suasana pameran industri tekstil dan garmen Indo Intertex 2023 di Hall C1, JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kinerja manufaktur masih dianggap rentan, meskipun kegiatan dunia usaha pada kuartal kedua 2023 meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya.

Tercatat dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Bank Indonesia (BI), nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kegiatan usaha kuartal kedua 2023 sebesar 16,62 persen, lebih tinggi dari SBT pada kuartal I 2023 sebesar 11,05 persen.

Baca juga: Jawa Timur Jadi Lead Ekspor Industri Manufaktur, Siap Adaptasi di Era Society 5.0

Sementara, Prompt Manufacturing Indeks (PMI) BI kuartal II-2023 sebesar 52,39, juga lebih tinggi dari kuartal sebelumnya yang sebesar 50,75 persen.

Kinerja manufaktur pada kuartal II-2023 tetap berada dalam zona ekspansif atau indeks di atas 50. Meskipun demikian, kinerja pada sublapangan usaha yang satu ini masih belum memuaskan.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menilai, ekspansi pada kinerja manufaktur di kuartal kedua 2023 didorong oleh permintaan, terutama momentum Idul Fitri dan ekspor komoditas. Maka, terjadinya peningkatan kapasitas produksi pada pasar domestik menurutnya tidaklah mengherankan.

"Sektor-sektor seperti garment dan footwear masih kontraksi karena demand terbesar mereka bukan dari pasar domestik tapi dari demand ekspor, sehingga meskipun ada extra demand domestik atas produk apparel dan sepatu di Kuartal II-2023, secara agregat kinerja mereka masih kontraksi dibandingkan kinerja normal pra-pandemi," kata Shinta kepada Kontan.co.id, Jumat (14/7/2023).

Baca juga: Menperin Usulkan Kerja Sama Industri Farmasi dan Industri Hijau dengan Tiongkok

Karenanya, Shinta menilai ekspansi pada kinerja manufaktur tidak sesignifikan lapangan usaha lainnya. Sebab, permintaan di pasar domestik tidak cukup tinggi. Sedangkan di sisi ekspor, juga masih lemah.

Berita Rekomendasi

Menurut Shinta, hal tersebut juga divalidasi di sisi retail yang meningkat di periode II Ramadan dan Lebaran. Namun, pertumbuhannya turun drastis hingga benar-benar stagnan pada Mei 2023.(Kontan)

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas