AS-China Lempar Sanksi, Giliran Presiden Biden Batasi Investasi di Pabrik Chip Beijing Mulai 2024
Joe Biden tengah merancang aturan pembatasan investasi untuk sektor semikonduktor dan AI asal Beijing yang akan berlaku pada tahun 2024.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat, Joe Biden tengah merancang aturan pembatasan investasi untuk sektor semikonduktor dan AI asal Beijing yang akan berlaku pada tahun 2024.
Informasi terkait pembatasan tersebut mencuat usai Biden dan sejumlah pejabat gedung putih seperti Menteri Luar Negeri Antony Blinken, Menteri Perdagangan Gina Raimondo menggelar pertemuan dengan Asosiasi Industri Semikonduktor (SIA), yang mewakili pembuat chip terkemuka di negara itu.
“Pemerintahan Biden tengah mempertimbangkan cara untuk mengekang penjualan chip canggih ke China, setelah Beijing baru-baru ini mengumumkan pembatasan ekspor yang berisiko mengurangi daya saing industri semikonduktor," jelas Juru Bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller.
Baca juga: Presiden Joe Biden Pastikan Amerika Serikat Terhindar dari Jurang Resesi
Tak hanya membatasi kontrol investasi ke perusahaan chip China, dengan pengetatan ini nantinya presiden Biden turut membatasi penjualan semikonduktor dan alat canggih yang dapat mendukung dominasi serta kemampuan militer dan ekonomi China.
“Ini akan menjadi kontrol luas yang akan mempengaruhi investasi AS secara luas di China, yang kemungkinan besar dapat berdampak bagi iklim investasi China,” jelas Menteri Keuangan AS Janet Yellen.
Mengutip dari Bloomberg, konflik chip Beijing dan Washington sebenarnya sudah lama memanas, tepatnya sejak beberapa tahun terakhir. Hal tersebut bermula usai China membatasi penjualan produk chip buatan pabrik Beijing pada pasar Amerika.
Pembatasan tersebut kemudian berlanjut, lewat aksi boikot ekspor bahan pembuatan chip untuk produsen semikonduktor dan industri teknologi Amerika. Imbas pengetatan itu Amerika kini tak dapat lagi menerima pasokan gallium antimonida, galium arsenida, galium logam, galium nitrida, galium oksida, galium fosfida, gallium selenida, dan gallium arsenide.
Serta germanium dioksida, substrat pertumbuhan epitaksi germanium, ingot germanium, logam germanium, germanium tetraklorida, dan seng germanium fosfida yang penting dalam pembuatan teknologi inframerah, kabel serat optik dan sel surya.
Serangkaian pukulan ini yang kemudian memicu kemarahan Biden, hingga pihaknya ikut melayangkan sanksi untuk membalas tindakan China. Tak hanya itu pemerintah Joe Biden juga turut melobi sejumlah negara lainnya termasuk Belanda untuk melakukan pembatasan produk chip.
Bahkan untuk memukul industri China, pada bulan Oktober tahun lalu Biden sempat memperketat pembatasan ekspor pada pengiriman alat pembuatan chip Amerika ke China dari perusahaan AS seperti Lam Research and Applied Materials agar teknologinya tidak digunakan untuk memperkuat militer Tiongkok.