Nilai Belanja Online Diprediksi Rp 851 Triliun, E Commerce Ini Bantu Pebisnis Lokal Pasarkan Produk
Nilai belanja online di Indonesia diperkirakan mencapai Rp851 triliun dan berpotensi mendorong pertumbuhan merek.
Penulis: Hendra Gunawan
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menurut riset Kementerian Kominfo tahun 2022, 94 persen penduduk Indonesia mengandalkan e-commerce untuk berbelanja, dimana 28.5 persen diantaranya mengaku berbelanja online beberapa kali dalam sebulan.
Nilai belanja online di Indonesia diperkirakan mencapai Rp851 triliun dan berpotensi mendorong pertumbuhan besar bagi merek dalam menjangkau konsumen lebih luas.
Namun demikian, brand dan penjual online kerap menemui beberapa tantangan ketika mengelola toko di ecommerce, seperti kurangnya inovasi digital, laporan keuangan yang belum memadai sehingga kesulitan memperoleh akses pembiayaan perbankan, rendahnya produktivitas, strategi pemasaran yang kurang efektif, kualitas produk atau layanan yang kurang konsisten, hingga mindset yang kurang kompetitif.
“Misi kami adalah menulis kisah sukses yang bermakna dengan memajukan bisnis lokal. Karena itu, AHA Commerce berkomitmen untuk menjadi mitra ecommerce enabler terpercaya bagi brand yang ingin meningkatkan penjualan online-nya," kata Stephen Lawrence, CEO AHA Commerce dalam keterangan persnya, Senin (17/7/2023).
Ecommerce enabler merupakan perusahaan yang membantu brand untuk mengembangkan kanal penjualan digital secara menyeluruh, mulai dari mengelola inventaris, membuat konten pemasaran, melayani pesanan pelanggan, hingga pengiriman produk dan pembuatan laporan penjualan yang komprehensif.
Di bisnis ini Stephen mengaku telah bermitra dengan sejumlah e-commerce seperti Lazada, Shopee, hingga Tiktok Shop dan 12 rekan logistik dan mengelola lebih dari 90 toko online dari Kalbe, JBL, Harman Kardon, dan Post-It.
"Kami juga telah berafiliasi dengan Alibaba Business School dan Shopee Seller Mentor sebagai pelatih dan mentor resmi. Layanan komprehensif AHA Commerce mencakup segalanya mulai dari pengelolaan dan pemasaran toko online brand, layanan pelanggan, serta livestream selama 24 jam, tujuh hari seminggu,” ujarnya.
Baca juga: YouTube Rambah Industri E-Commerce, Luncurkan Fitur Belanja Online Mirip TikTok Shop
Dari berbagai studi kasus yang pernah dikelola, Return on Investment (ROI) ikut meningkat dari 3,6X menjadi 8,4X, sehingga brand dapat menghemat biaya pemasaran hingga 9,5 juta per bulan.
Baca juga: Mengenal Linxchat, Platform Social Commerce Pertama di Indonesia dalam Format Messenger
“Kami percaya bahwa dunia ecommerce masih akan terus berkembang pesat dan dinamis dalam tahun-tahun mendatang. Untuk itu, AHA Commerce akan berupaya untuk memperluas layanan solusi ecommerce dan membantu lebih banyak brand untuk berkembang dan sukses menjangkau pasar Indonesia,” kata Andre Chouw, Chief Relationship Officer AHA Commerce.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.