Kuatkan Ketahanan Obat, BPOM Dorong Pengembangan Industri Obat Herbal dan Fitofarmaka
Fitofarmaka merupakan obat tradisional dari bahan alami yang pembuatannya terstandarkan dan memenuhi kriteria ilmiah.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito mengungkapkan, Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan industri jamu, obat herbal, dan fitofarmaka.
Potensi ini terlihat dari melimpahnya bahan alami yang tumbuh di tanah Indonesia.
Diketahui, jenis tanaman alami yang dapat menjadi bahan obat di antaranya seperti kapulaga hingga rempah-rempah lainnya.
Baca juga: Fokus Jamin Mutu Produk dari Hulu hingga Hilir, Sido Muncul Raih Penghargaan dari BPOM
Sebagai informasi, fitofarmaka merupakan obat tradisional dari bahan alami yang pembuatannya terstandarkan dan memenuhi kriteria ilmiah.
Apabila industri ini semakin berkembang dan menjadi besar, bukan tidak mungkin ketahanan obat-obatan Indonesia semakin kuat.
"BPOM terus kita membangun, membantu, mendukung, memfasilitasi industri obat berbahan alam," papar Penny dalam acara BPOM yang berlangsung di Grand Mercure Kemayoran Jakarta, Kamis (27/7/2023).
"Keanekaragaman hayati dan potensi yang kita miliki sebagai bagian dari budaya, dan tentunya agar kita mandiri di bidang obat berbahan alam. Ini menjadi potensi yang perlu kita kembangkan untuk sebagai substitusi atau alternatif pengobatan," sambungnya.
Penny melanjutkan, pengembangan industri obat berbahan alam pada dasarnya telah diamanatkan dalam Instruksi Presiden (INPRES) Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.
Untuk mencapai skala industri yang diimpikan, Penny menyebut harus menggandeng seluruh pihak. Seperti Kementerian atau Lembaga, hingga pelaku industri.
"Kita menindaklanjuti Inpres nomor 6. Kita punya tugas yang melibatkan Kementerian atau Lembaga terkait, industri, badan riset dari hulu ke hilir untuk mempercepat pemanfaatannya," paparnya.
Dalam kesempatan tersebut Penny juga mengungkapkan adanya tantangan dalam pengembangan industri obat berbahan alam di Indonesia.
Tantangan yang paling utama adalah belum terintegrasinya ekosistem di hulu, alias bahan baku dari obat herbal itu sendiri.
"Salah satu yang menghambat adalah, obat berbahan alam itu bahan bakunya dari tanaman obat. Sehingga di hulunya kita perlu melibatkan banyak pihak seperti Kementerian Pertanian, para petani," ujarnya.
"Nah aspek kontinuitas atau suplai untuk industri agar bisa berkembang itu dibutuhkan bahan baku yang secara kontinyu harus ada dan terjamin aspek mutunya," sambung Penny.