Pedagang Pasar Minta Bantuan Pemerintah: Mohon Ada Pemutihan Kredit Macet
Sejak pandemi covid-19 melanda Indonesia, banyak pedagang yang mengalami kredit macet karena sepinya pembeli.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) mengharapkan bantuan kredit dari pemerintah imbas pasar-pasar yang mulai sepi pembeli.
Hal itu disampaikan Ketua Bidang Hukum dan Advokasi APPSI Hasan Basri dalam tayangan YouTube Tribunnews bertajuk Tribun Corner | Pasar Tradisional Mulai Lesu, Ada Apa?
Hasan menyebut, sejak covid-19 melanda Indonesia, banyak pedagang yang mengalami kredit macet. Maka dari itu, ia meminta kepada pemerintah agar dilakukan pemutihan.
Baca juga: APPSI Catat Jumlah Pengunjung Pasar di Jakarta Merosot 80 Persen: Dua Minggu Dagang Tak Ada Pembeli
"Kredit macet di tatanan usaha kecil dan menengah ini berakibat pada tidak bisanya para pelaku usaha mendapatkan bantuan kredit karena BI checking-nya buruk," kata Hasan dikutip pada Senin (7/8/2023).
"Oleh sebab itu, kami minta kepada pemerintah, mohon kiranya ada pemutihan kredit macet supaya ekonomi bergairah lagi," lanjutnya.
Hasan mengatakan, dari informasi yang ia dapat, pemerintah akan mengkaji kredit-kredit UMKM yang macet.
Bukan diputihkan, tetapi ditangguhkan sementara sampai ekonomi tumbuh kembali dengan memberi dana bantuan untuk pengembangan pasar.
"Kita berharap pemerintah betul-betul bisa memperhatikan ekonomi kerakyatan yang sekarang ini sangat sangat butuh uluran pemerintah secara serius," ujar Hasan.
Adapun sepinya pembeli di pasar-pasar ini, kata Hasan, merupakan dampak dari penurunan daya beli masyarakat akibat covid-19. Ia menyebut penurunan pembeli bisa mencapai 80 persen.
"Pasar kota seperti halnya Pasar Senen dan Pasar Minggu itu sekarang daya beli masyarakat sangat menurun dan banyak kios-kios yang sudah tutup, tidak mampu berdagang," tuturnya.
Hasan mengatakan barang di pedagang juga sudah habis. Pemasukan per hari yang biasanya bisa dipakai untuk membeli stok jualan, kini langsung terpakai untuk makan hari itu juga.
"Dulu kan kalau kita laris dagang, kita bisa berbelanja lagi. Keuntungannya buat kita makan. Kalau sekarang pokok-pokoknya dimakan untuk kebutuhan hidup. Seperti itu keadaan kita sekarang di pasar," ujar Hasan.
Sebelumnya, Tribunnews sempat mengunjungi Pasar Tanah Abang Blok G. Kondisinya tampak sepi dan memprihatinkan.