Jateng 3 Kali Juara Strategi Penyaluran KUR, Airlangga: Tahun Depan Kasih Provinsi Lain
Provinsi Jawa Tengah mendapatkan juara pertama dalam kategori strategi terbaik dengan pencapaian penyaluran KUR 2022.
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) memberikan penghargaan kepada Provinsi Jawa Tengah (Jateng) dalam Penganugerahaan KUR Award Kategori Provinsi Tahun 2022.
Provinsi Jawa Tengah mendapatkan juara pertama dalam kategori strategi terbaik dengan pencapaian penyaluran KUR 2022.
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi 5,17 Persen, Pengamat Puji Kepemimpinan Menko Airlangga di Kabinet
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengatakan, dengan torehan ini artinya Jawa Tengah mendapatkan juara pertama selama tiga kali berturut-turut.
Bahkan, dia meminta pada penghargaan KUR tahun depan posisi Jawa Tengah untuk digeser kepada Provinsi lain.
Hal itu dia sampaikan dalam acara Penganugerahan KUR Award dan Penyaluran KUR untuk UMKM di Pos Bloc, Jakarta Pusat, Rabu (9/8/2023).
"Saya ucapkan selamat kepada pencapaian penyaluran KUR Provinsi Jawa Tengah. Karena dengan penghargaan ini, Jateng mendapatkan penghargaan untuk 3 tahun berturut-turut. Tahun depan kasih Provinsi lain ya, pak Ganjar ya," ujar Airlangga.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, melalui penyaluran KUR ini banyak Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang bertumbuh.
Baca juga: Menko Airlangga Jadikan KEK Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru, Ini Kata CSIS
Dia juga menyampaikan apresiasinya terhadap penghargaan yang diberikan selama tiga kali berturut-turut.
"Pak Menko Perekonomian, terima kasih sudah memberikan penghargaan kepada Jawa Tengah sebanyak tiga kali berturut-turut, itu apresiasi dan Kami merasa terhormat," jelasnya.
Di sisi lain, Ganjar mengungkapkan tiga persoalan yang kerap terjadi ditengah pelaku UMKM dalam mencapai pasar internasional atau naik kelas. Mulai dari pengetahuan hingga akses modal.
"Pertama adalah terkait dengan program knowledge mereka, mereka bisa buat tapi tidak bisa jual saya bisa buat tapi tidak bisa kembangkan," ucap dia.
"Kedua akses modal. Biasanya dengan suku bunga yang sangat tinggi mereka cukup dibuat pusing apalagi mereka dengan pandemi, makin pusing lagi. Pada saat inilah kemudian kami mencoba mensosialisasikan dengan berbagai instrumen yang kita miliki," imbuhnya.