Ekonomi Belanda Susut 0,3 Persen, Warga Diminta Bersiap Hadapi Resesi
Penyusutan ekonomi mulai dialami Belanda akibat melambatnya konsumsi masyarakat di tengah lesunya kegiatan ekspor
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, AMSTERDAM – Ancaman resesi semakin membayangi Belanda, usai Badan Statistik Central Bureau voor de Statistiek mengungkap bahwa ekonomi negaranya selama kuartal kedua 2023 mengalami penyusutan sebesar 0,3 persen.
Penyusutan ini bahkan tercatat jadi yang terbesar di kawasan Eropa, mengutip dari Reuters penyusutan ekonomi mulai dialami Belanda akibat melambatnya konsumsi masyarakat di tengah lesunya kegiatan ekspor dan impor pasar akibat kenaikan suku bunga.
Baca juga: Singapura Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2023 Meski Berhasil Terhindar dari Jurang Resesi
Kondisi ini diperparah dengan adanya lonjakan harga pangan dan bahan bakar di pasar global, hingga harga energi seperti listrik gas dan pemanas ruangan yang melonjak 114 persen sementara harga produk daging, susu, roti dan gandum melesat naik ke level tertinggi.
Imbas kontraksi tersebut, laju inflasi Belanda berada di level 6 persen. Tak hanya itu menurut catatan Badan Statistik Belanda mencatat selama beberapa bulan terakhir pengeluaran konsumen di negaranya telah turun 1,6 persen, sementara ekspor susut 0,7 persen. Lebih rendah dari tingkat ekspor tiga bulan pertama tahun ini.
Sebelum ekonomi Belanda mengalami kontraksi, Bank Sentral Belanda (DNB) sempat memproyeksikan inflasi akan turun menjadi 4,9 persen pada tahun 2023. Kendati inflasi masih melambung naik namun ekonom Hugo Erken dari Rabobank optimis perekonomian Belanda tahun ini akan akan terhindar dari resesi.
“Perekonomian Belanda tidak dalam kondisi bagus tetapi kemungkinan akan terhindar dari resesi, " jelas Hugo Erken.
Eropa Jatuh ke jurang Resesi
Tak hanya Belanda yang terancam jatuh ke jurang resesi, Uni Eropa juga mulai bersiap memasuki resesi usai 20 negara di wilayah Zona Euro seperti Jerman terus mengalami penurunan ekonomi 0,3 persen secara kuartalan pada kuartal I 2023. Kemudian ada Inggris yang turut mengalami lonjakan inflasi sebesar 7,9 persen secara tahunan (year-on-year/YoY).
Kondisi ini yang membuat produk domestik bruto (PDB) di kawasan negara euro ikut terseret turun 0,1 persen pada kuartal pertama 2023. Melanjutkan kontraksi pada kuartal keempat 2022, yang juga minus 0,1 persen.