Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Jokowi Sebut Indonesia Berpeluang Jadi Lima Besar Kekuatan Ekonomi Dunia: Rugi Besar Jika Dilewatkan

Peluang besar pertama adalah bonus demografi yang akan mencapai puncak di tahun 2030-an.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Jokowi Sebut Indonesia Berpeluang Jadi Lima Besar Kekuatan Ekonomi Dunia: Rugi Besar Jika Dilewatkan
Istimewa
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa Indonesia mampu bersaing ke dalam 5 negara secara ekonomi di dunia pada 2045. 

Sektor-sektor strategis seperti manufaktur dan perdagangan tumbuh secara ekspansif, didukung oleh konsumsi masyarakat yang mulai pulih serta solidnya kinerja ekspor. Neraca perdagangan telah mengalami surplus selama 27 bulan berturut-turut.

Sektor manufaktur yang mengalami pemulihan kuat menopang tingginya kinerja ekspor nasional.

Jokowi mengatakan hal ini mencerminkan keberhasilan strategi hilirisasi industri yang kita jalankan sejak 2015.

Tingginya kinerja ekspor juga didukung oleh sektor pertambangan seiring meningkatnya harga komoditas global.

Sektor transportasi dan akomodasi yang paling terdampak pandemi juga mulai mengalami pemulihan.

Masing-masing tumbuh 21,3 persen dan 9,8 persen pada Triwulan II 2022.

Pada Juli 2022, Indikator Purchasing Managers’ Index (PMI) meningkat menjadi 51,3 persen, mencerminkan arah pemulihan yang semakin kuat pada Semester II.

BERITA REKOMENDASI

Kemudian laju inflasi Indonesia masih jauh lebih moderat dibandingkan dengan negara lain.

Per Juli, tingkat inflasi Indonesia sebesar 4,9 persen (YoY).

Hal itu ditopang oleh peran APBN dalam menjaga stabilitas harga energi dan pangan.

Konsekuensinya, anggaran subsidi dan kompensasi energi pada tahun 2022 meningkat menjadi Rp502 triliun.

“Ke depan, kita harus terus waspada. Risiko gejolak ekonomi global masih tinggi. Perlambatan ekonomi dunia tetap berpotensi memengaruhi laju pertumbuhan ekonomi domestik dalam jangka pendek,” ucap Presiden.

“Konflik geopolitik dan perang di Ukraina telah menyebabkan eskalasi gangguan sisi suplai yang memicu lonjakan harga-harga komoditas global dan mendorong kenaikan laju inflasi di banyak negara, tidak terkecuali Indonesia,” sambungnya.

Lebih lanjut, Presiden mengungkapkan Bank Sentral di banyak negara melakukan pengetatan kebijakan moneter secara agresif.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas