Freeport, Tony Wenas, dan Slank
Digelar di ketinggian sekitar 2.000 Mdpl, Presiden Direktur Freeport Tony Wenas bertindak sebagai inspektur upacara HUT ke-78 RI
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, TIMIKA - Diselimuti kabut tipis dan gerimis, PT Freeport Indonesia (PTFI) menggelar peringatan HUT ke-78 RI di area Sporthall, Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, pada Kamis (17/8/2023). Meski cuaca cukup dingin hingga menusuk tulang, tapi peserta tetap semangat dan upacara berlangsung cukup khidmat.
Bertema 'Kita Satu Indonesia Maju', para peserta upacara terdiri dari karyawan dan karyawati PT Freeport Indonesia. Digelar di ketinggian sekitar 2.000 Mdpl, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas bertindak sebagai inspektur upacara.
Baca juga: Gelar Upacara HUT ke-78 RI, Freeport Indonesia Sebut Sudah Kontribusi Rp 55 T untuk RI di 2022
Bagi karyawan Freeport Indonesia, Tony Wenas seperti sosok di atas awan. Jauh sekali. Tapi nyata. Setidaknya namanya sering didengar. Apalagi bagi karyawan yang bergerak di bidang eksplorasi, menggali tanah, mengangkutnya lewat truk, melewati terowongan gelap nun jauh 1.700 meter di bawah permukaan tanah di kawasan Grasberg, daerah dengan ketinggian 4.200 mdpl di Timika, Papua.
Baca juga: Freeport Berencana Gugat Pemerintah soal Bea Keluar, Ini Kata Menko Airlangga
Tak heran, ketika Tony Wenas merayakan kemerdekaan dengan makan bersama di kantin, karyawan tampak bersuka cita, seperti “benar-benar merdeka”.
Dengan penuh suka cita, karyawan menyambut Tony Wenas, tokoh pertambangan nasional yang sejak 2018 menjadi orang nomor satu di salah satu perusahaan tambang tembaga terbesar di dunia.
Dalam pantauan Tribun, karyawan, yang sebagian masih mengenakan seragam lapangan, tak sungkan mendekati Tony Wenas hanya sekedar untuk bersalaman, foto bersama, bahkan makan bersama.
“Mereka adalah aset penting perusahaan,” kata Tony Wenas kepada Tribunnews.com, sambil tersenyum.
“Saya pernah melayani mereka dengan menyediakan makanan,” kata alumnus MIT Amerika Serikat ini sambil tertawa.
Selain tokoh pertambangan nasional, Tony Wenas juga dikenal sebagai musisi dan entreprenuer.
Sebagai Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas membawa Freeport, yang dulu hanya bisa “disentuh” kalangan sangat premium, menjadi perusahaan pertambangan internasional yang “membumi”.
Baca juga: Relaksasi Larangan Ekspor PT Freeport Diskriminatif, Pengamat: Program Hilirisasi Porak Poranda
Tony memperkenalkan Freeport melalui musik, komunitas, dan kegiatan olahraga dan seni.
Sebagai contoh, pada perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-78 tahun ini, Tony Wenas membawa kelompok musik legendaris “sejuta umat”, Slank.
Pada suatu waktu belum lama ini, kata Tony, ia bertemu vokalis Slank Kaka di acara mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Tony bercerita, ia sempat menawarkan Kaka untuk menggelar konser di tambang Freeport.
“Eh, mau gak lo konser di ketinggian 4.200 meter di atas permukaan laut,” tantang Tony kepada sahabatnya sesama musisi, Kaka.
“Eh, mau. Ayo,” sahut Kaka dengan riang, cerita Tony.
Benar-benar terjadi. Hari Rabu (16/8/2023) sehari sebelum upacara 17-an, Slank melakukan konser di lapangan Grasberg. Grasberg adalah lokasi pertambangan terbuka Freeport tidak jauh dari Puncak Cartenz, puncak tertinggi di Indonesia 4.800 mdpl.
Untuk mengangkut alat musik ke sini, juga orang, perlu kendaraan khusus. Kendaraan andalan Freeport adalah Land Cruiser 4WD 4.800 tenaga kuda. Mobil biasa tidak akan sanggup mendaki, apalagi mengarungi tikungan tajam di pendakian.
Baca juga: Progres Capai 72 Persen, Erick Thohir Pastikan Smelter Freeport Indonesia di Gresik Rampung Mei 2024
Suhu udara bisa sampai 10 derajat, selalu berkabut, dan hujan. Pasokan oksigen sangat tipis. Sebelum naik ke Grasberg, dokter perlu memeriksa tekanan darah dan saturasi. Di lokasi konser disediakan ambulans dan dokter.
Kaka menikmati konsernya di depan ratusan karyawan Freeport. “Ini luar biasa. Terima kasih Pak Tony,” kata Kaka.
Kaka pun mengundang Tony untuk bernyanyi. “We Are The Champion”, lagu Queen yang dirilis tahun 1977. Kaka pun ikut bernyanyi.
Tony Wenas juga membawa Kaka untuk tampil pada konser di depan belasan ribu karyawan Freeport sore ini.
Pada puncak perayaan HUT Kemerdekaan RI di Tembagapura, kawasan perumahan Freeport, acaranya pun cukup meriah. Warna keberagaman Indonesia sangat terasa.
Tamu undangan, termasuk bule, memakai batik. Ada yang mengenakan seragam lengkap, batik plus kopiah, lengkap dengan emblem Garuda dan bendera merah putih.
Usai upacara, suasana sangat meriah. Di tengah kabut dan gerimis di suhu 11 derajat celcius, kelompok-kelompok penari memeragakan tarian tradisional, lengkap dengan pakaian adatnya.
Ada tarian Minang, Batak, Dayak, Toraja, Bugis, Maluku, Minahasa, dan tentu saja, Papua.
Dibuka dengan “Sajojo”, parade Nusantara ditutup dengan tarian Papua. Semua tamu undangan terjun ke lapangan, termasuk Tony Wenas dan nyonya. Semua membaur, menari dengan gembira, dalam nuansa kebhinekaan.
Terasa hari itu, Tony Wenas bukanlah sosok di atas awan di mata karyawannya.
Tony Wenas benar-benar membawa Freeport ke bumi.
Pecah Rekor
PTFI memecahkan rekor dunia dari Guinness World Records (GWR) dalam pembentangan bendera berskala raksasa di daerah pegunungan, mengungguli pencapaian sebelumnya yang telah tercatat dengan luas 2.742,434 meter persegi (m2).
PTFI berhasil sukses mengibarkan bendera merah putih dengan luas 3.431,25 m2 di wilayah tambang terbuka Grasberg, pada ketinggian mencapai 4.285 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Ini merupakan serangkaian perayaan peringatan HUT kemerdekaan RI yang ke-78 oleh PTFI, yang mengusung semangat "Kita Satu, Melaju untuk Indonesia Maju".
Penghargaan untuk prestasi pembentangan bendera ini diselenggarakan pada hari Rabu, 16 Agustus 2023, dan diterima oleh Presiden Direktur PTFI, yaitu Tony Wenas.
Kontribusi untuk Negara
Dalam acara tersebut, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas, menjabarkan pencapaian PTFI untuk perekonomian Indonesia.
Tony mengatakan kegiatan pertambangan PTFI turut berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
"Di tahun 2022 saja, kita mampu mencatatkan angka manfaat langsung terhadap penerimaan negara sebesar US$ 3,6 miliar atau sekitar Rp 55 triliun, dalam bentuk pajak, royalti, dividen, serta pembayaran lainnya, dimana Rp 8,7 triliun diantaranya berupa manfaat langsung yang diterima Papua," ujarnya.
Baca juga: Jokowi Bercerita Sempat Ditakut-takuti Bakal Dilengserkan sebagai Presiden saat Ambil Alih Freeport
Sementara itu, kata Tony, angka manfaat tidak langsung PTFI untuk Indonesia di tahun 2022 mencapai US$ 5,9 miliar atau sekitar Rp 90 triliun, dalam bentuk pembayaran gaji karyawan, pembelian dalam negeri, pengembangan masyarakat, pembangunan daerah, dan investasi dalam negeri.
Jika dilihat selama periode tahun 1992 hingga 2022, total manfaat langsung PTFI terhadap penerimaan negara mencapai US$ 26,6 miliar atau Rp 407 triliun, dan manfaat tidak langsung PTFI mencapai US$ 59 miliar atau Rp 903 triliun. PTFI adalah salah satu perusahaan kontributor terbesar bagi perekonomian Indonesia.
"Hal ini dapat kita lakukan karena kerja sama harmonis antara seluruh elemen yang ada di dalam PTFI. “Kita Satu”, seperti tema yang kita tetapkan pada ulang tahun PTFI yang ke 56 tahun ini," katanya.