Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Jokowi: Indonesia Berpeluang Masuk Lima Besar Kekuatan Ekonomi Dunia

Presiden Joko Widodo menyatakan Indonesia memiliki peluang meraih posisi negara lima besar kekuatan ekonomi dunia.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Jokowi: Indonesia Berpeluang Masuk Lima Besar Kekuatan Ekonomi Dunia
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) selaku inspektur upacara didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kiri), Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kedua kanan) didampingi Wuri Estu Handayani (kanan) menyaksikan hiburan dalam Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/8/2023). HUT ke-78 RI mengangkat tema Terus Melaju untuk Indonesia Maju. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Jokowi mengatakan hal ini mencerminkan keberhasilan strategi hilirisasi industri yang kita jalankan
sejak 2015.

Tingginya kinerja ekspor juga didukung oleh sektor pertambangan seiring meningkatnya harga
komoditas global. Sektor transportasi dan akomodasi yang paling terdampak pandemi juga mulai mengalami pemulihan.

Baca juga: India Diproyeksikan Jadi Tiga Besar Kekuatan Ekonomi Dunia

Masing-masing tumbuh 21,3 persen dan 9,8 persen pada Triwulan II 2022.

Pada Juli 2022, Indikator Purchasing Managers’ Index (PMI) meningkat menjadi 51,3 persen,
mencerminkan arah pemulihan yang semakin kuat pada Semester II.

Kemudian laju inflasi Indonesia masih jauh lebih moderat dibandingkan dengan negara lain. Per Juli, tingkat inflasi Indonesia sebesar 4,9 persen (YoY).

Hal itu ditopang oleh peran APBN dalam menjaga stabilitas harga energi dan pangan. Konsekuensinya, anggaran subsidi dan kompensasi energi pada tahun 2022 meningkat menjadi
Rp502 triliun.

“Ke depan, kita harus terus waspada. Risiko gejolak ekonomi global masih tinggi. Perlambatan
ekonomi dunia tetap berpotensi memengaruhi laju pertumbuhan ekonomi domestik dalam jangka
pendek,” ucap Presiden.

Berita Rekomendasi

“Konflik geopolitik dan perang di Ukraina telah menyebabkan eskalasi gangguan sisi suplai yang
memicu lonjakan harga-harga komoditas global dan mendorong kenaikan laju inflasi di banyak
negara, tidak terkecuali Indonesia,” sambungnya.

Lebih lanjut, Presiden mengungkapkan Bank Sentral di banyak negara melakukan pengetatan
kebijakan moneter secara agresif.

Pengetatan telah menyebabkan guncangan pada pasar keuangandi banyak negara berkembang.
Konsekuensinya, nilai tukar mata uang sebagian besar negara berkembang mengalami pelemahan.

Dengan berbagai tekanan tersebut, IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi global melambat
signifikan dari 6,1 persen di tahun 2021 menjadi 3,2 persen di tahun 2022 dan 2,9 persen di tahun
2023.

“Ketidakpastian global tidak boleh membuat kita pesimistis. Dalam delapan tahun terakhir, kita telah
memupuk modal penting untuk menciptakan ekosistem pembangunan yang lebih kondusif,” ungkap
Jokowi.

Pembangunan infrastruktur secara masif, perbaikan kualitas sumber daya manusia, serta penyederhanaan aturan berusaha dan berinvestasi merupakan upaya-upaya kunci untuk
memperkuat fondasi perekonomian nasional menghadapi tantangan masa depan.

Angka Stunting Turun

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas