Dukung Pencapaian SDGs, Pupuk Kaltim Raih Empat Penghargaan Kategori Platinum
Program Kilau Samudera mengusung konsep pemberdayaan masyarakat untuk perbaikan ekosistem perairan dan terumbu karang.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) berkomitmen terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) melalui implementasi program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
Terbaru, Pupuk Kaltim meraih empat penghargaan kategori Platinum (Bintang 5) sebagai apresiasi tertinggi pada ajang TJSL dan CSR Award 2023 yang digelar Majalah BUMN Track bekerjasama dengan Indonesia Shared Value Institute (ISVI).
Pupuk Kaltim dinilai mampu mengoptimalkan peran terhadap empat pilar SDGs yakni kategori Platinum Pilar Sosial, Ekonomi, Lingkungan, Hukum dan Tata Kelola, yang terangkum pada program Konservasi Taman Laut dan Sarana Media Terumbu Karang (Kilau Samudera).
Baca juga: Penggunaan Konsep SPMF Dapat Menjadi Alat Ukur Kontribusi Perusahaan Mendukung Pencapaian SDGs
Direktur Utama Pupuk Kaltim Budi Wahju Soesilo, mengatakan penghargaan ini menjadi bukti komitmen Pupuk Kaltim dalam mendukung pencapaian 17 indikator SDGs, yang termaktub dalam empat pilar pembangunan.
Utamanya mendorong perbaikan lingkungan dan ekosistem sesuai prinsip Environment, Social dan Governance (ESG) yang terus dikembangkan perusahaan.
"Hal ini sekaligus bentuk penciptaan nilai tambah yang direalisasikan Pupuk Kaltim dalam mendorong ekosistem supply chain, guna mendukung praktik ekonomi sirkular dengan mengedepankan aspek pemberdayaan masyarakat yang merujuk pada empat pilar SDGs," ujar Soesilo usai menerima penghargaan di Grand Ballroom Hotel Borobudur Jakarta, dikutip Sabtu (19/8/2023).
Soesilo menjelaskan program Kilau Samudera mengusung konsep pemberdayaan masyarakat untuk perbaikan ekosistem perairan dan terumbu karang, sekaligus mendorong kemandirian dengan mengedepankan kemanfaatan melalui cakupan yang lebih luas di Kota Bontang.
Program ini dikembangkan secara terukur, dengan sasaran utama merubah pola pikir masyarakat nelayan untuk menghentikan aktivitas Penangkapan Ikan Tidak Ramah Lingkungan (PITRAL).
Program yang diinisiasi sejak 2017 ini berangkat dari keprihatinan Pupuk Kaltim terhadap maraknya aktivitas PITRAL di perairan Bontang, yang sangat berdampak terhadap kesinambungan ekosistem dan biota laut.
Terlebih dengan adanya program konservasi terumbu karang yang juga dikembangkan Pupuk Kaltim sejak 2009, akan turut terdampak jika aktivitas penangkapan ikan masih dilakukan secara tidak ramah lingkungan.
"Melalui program ini, Pupuk Kaltim tidak hanya menitikberatkan pada konservasi perbaikan terumbu karang di perairan Bontang, tapi juga merangkul masyarakat yang awalnya pelaku PITRAL menjadi motor utama penggerak program melalui kelompok dengan nama Kimasea di Kelurahan Loktuan Bontang Utara," terang Soesilo.
Mulai awal pembinaan, kelompok Kimasea dibekali edukasi akan pentingnya menjaga ekosistem perairan dan penangkapan ikan dengan ramah lingkungan.
Diikuti berbagai pelatihan dan pemberdayaan seperti pembuatan media terumbu hingga monitoring perkembangan area konservasi secara berkala.