Tarif LRT Jabodebek Resmi Disubsidi Pemerintah, Dukuh Atas-Bekasi Rp 23.900, Cawang-Halim Rp7.100
LRT Jabodebek rute Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi resmi mendapatkan subsidi dari pemerintah, sesuai SK Menteri Perhubungan Nomor KM 67 tahun 2023
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Layanan transportasi lintas raya terpadu (LRT) Jabodebek rute Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi resmi mendapatkan subsidi dari pemerintah.
Dengan adanya subsidi nantinya tarif operasional LRT untuk jarak kilometer (km) pertama ditetapkan sebesar Rp 5.000.
Sementara untuk kilometer selanjutnya, calon penumpang akan dikenakan tarif Rp 700 per km.
Keputusan tersebut ditetapkan sesuai surat Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 67 tahun 2023 tentang Tarif Angkutan Angkutan Orang dengan Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi Jabodebek untuk Melaksanakan Kewajiban Pelayanan Publik.
“Pemerintah menetapkan tarif LRT melalui Public Service Obligation (PSO) atau Kewajiban Pelayanan Publik, dengan membiayai selisih dari biaya yang diusulkan oleh operator LRT Jabodebek, agar biayanya lebih terjangkau bagi masyarakat banyak,” ujar Dirjen Perkeretaapian, Risal Wasal.
Besaran subsidi yang diberikan ke penumpang pun akan dipatok berbeda-beda, tergantung rutenya.
Sebagai contoh, rute terjauh Harjamukti-Jati Mulya yang awalnya di patok tarif Rp 43.923.
Namun dengan adanya subsidi dari pemerintah sebesar 37 persen sehingga masyarakat hanya perlu membayar Rp 27.400.
Sementara tarif LRT rute Dukuh Atas-Harjamukti, subsidi yang akan diberikan pemerintah yaitu 34 persen.
Sehingga tarif yang harus dibayarkan Masyarakat yang akan menggunakan layanan dengan LRT rute Dukuh Atas-Harjamukti Rp 21.800, dari harga sebelumnya Rp 33.275
Untuk perjalanan dengan rute pendek, seperti dari Stasiun Cawang–Stasiun Halim sepanjang 4 km besaran tarif yang dipatok adalah Rp 7.100.
Berikut rincian harga tiket LRT Jabodebek pasca disubsidi:
Dari Dukuh Atas
- Stasiun Dukuh Atas - Stasiun Cawang sepanjang ± 10 km : Tarif Rp 11.300
- Stasiun Dukuh Atas - Stasiun Harjamukti sepanjang ± 25 km : Tarif Rp Rp 21.800
- Stasiun Dukuh Atas - Stasiun Jatimulya sepanjang ± 28 : Tarif Rp Rp 23.900
- Stasiun Dukuh Atas - Stasiun Halim sepanjang ± 13 km : Tarif Rp 13.400
Dari Harjamukti Cibubur
- Stasiun Harjamukti - Stasiun Jatimulya sepanjang ± 33 km : Tarif Rp 27.400
- Stasiun Harjamukti - Stasiun Cawang sepanjang ± 15 km : Tarif Rp 14.800
- Stasiun Harjamukti - Stasiun Halim sepanjang ± 19 km : Tarif Rp 17.600
- Stasiun Harjamukti - Stasiun Dukuh Atas sepanjang ± 25 km : Tarif Rp Rp 21.800
Dari Jatimulya Bekasi
- Stasiun Jatimulya - Stasiun Cawang sepanjang ± 18 km : Tarif Rp 16.900
- Stasiun Jatimulya - Stasiun Harjamukti sepanjang ± 33 km : Tarif Rp 27.400
- Stasiun Jatimulya - Dukuh Atas sepanjang ± 28 km : Tarif Rp 23.900
- Stasiun Jatimulya - Stasiun Halim sepanjang ± 15 km : Tarif Rp 14.800
Dari Cawang
- Stasiun Cawang - Stasiun Halim sepanjang ± 4 km : Tarif Rp 7.100
- Stasiun Cawang - Stasiun Harjamukti sepanjang ± 15 km : Tarif Rp 14.800
- Stasiun Cawang - Stasiun Jatimulya sepanjang ± 18 km : Tarif Rp 16.900
- Stasiun Cawang - Stasiun Dukuh Atas sepanjang ± 10 km : Tarif Rp 11.300
Mengutip dari laman Kemenhub, tarif subsidi akan diberlakukan bersamaan dengan dimulainya operasional LRT Jabodebek pada akhir Agustus 2023.
Hadirnya LRT Jabodebek, diharap dapat memindahkan mobilitas masyarakat dari kendaraan pribadi ke angkutan massal.
Dengan begitu kemacetan di Jakarta dan kota penyangga lainnya bisa sedikit berkurang. Terlebih akibat kemacetan ini, negara tiap tahun rugi hampir Rp 100 triliun.
“Ini merupakan usulan kami agar semakin menarik minat masyarakat untuk beralih ke Angkutan massal LRT Jabodebek."
"Semakin banyak masyarakat yang menggunakan angkutan massal, diharapkan dapat menekan tingkat kemacetan dan polusi udara, khususnya di wilayah Jabodetabek,” tutur Risal.
(Tribunnews.com/Namira Yunia Lestanti)