Kemenperin Bidik Dua Predikat Global Lighthouse dari Perusahaan yang Menerapkan Industri 4.0
Adopsi teknologi 4.0 pada sektor industri juga bisa mengefisienkan berbagai sumber daya yang ada.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penerapan industri 4.0 untuk perusahaan manufaktur terus digenjot pemerintah. Ini juga sebagai langkah pemerintah mendorong adopsi teknologi untuk mendorong proses produksi.
Adopsi teknologi 4.0 pada sektor industri juga bisa mengefisienkan berbagai sumber daya yang ada.
Kementerian Perindustrian berharap semakin banyak perusahaan memperoleh predikat Indonesia National Lighthouse Industry 4.0, atau bahkan Global Lighthouse Network World Economic Forum (WEF).
Baca juga: Optimalisasi Kecerdasan Buatan Sebagai Akselerator dalam Perkembangan Bisnis dan Industri
"Saya menargetkan setidaknya pada tahun 2024 terdapat dua tambahan perusahaan yang memperoleh status Global Lighthouse dari WEF dan lima tambahan perusahaan yang memperoleh National Lighthouse Industry 4.0," tutur Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita dalam Opening Ceremony Indonesia 4.0 Conference and Expo 2023 di Jakarta, Rabu (23/8/2023).
Guna mengakselerasi pertumbuhan industri 4.0, serta mendorong terciptanya berbagai kolaborasi, Kementerian Perindustrian menggelar Indonesia 4.0 Conference and Expo 2023.
Event ini bertujuan untuk membangun forum sinergi yang tepat, terutama untuk saling berbagi isu-isu dan memperbarui informasi tentang perkembangan teknologi digital di bidang industri manufaktur.
Dalam forum tersebut, perusahaan terpilih dalam program lighthouse industri 4.0 membagikan pengalaman transformasi dan implementasi industri 4.0 dan dampak positifnya bagi aspek finansial, operasional dan teknologi.
Menperin menyampaikan, penyelenggaraan Indonesia 4.0 Conference and Expo 2023 diharapkan dapat mempercepat implementasi industri 4.0 di perusahaan, yang diwujudkan melalui peningkatan investasi yang menunjang.
"Implementasi industri 4.0 jangan dihitung sebagai biaya, tapi investasi bagi perusahaan. Saya ingin mengajak kembali institusi finansial untuk mendukung kebutuhan investasi para pelaku industri manufaktur dalam bertransformasi. Hal ini juga akan memberikan keuntungan bagi institusi dengan terciptanya keberlanjutan dan efisiensi dalam proses produksi di industri," ungkap Agus.