Protes ke Uni Eropa, Mendag Zulkifli Hasan: Kok Kita Ribut Terus soal Perdagangan?
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mempertanyakan kenapa Indonesia dan Uni Eropa (UE) selalu ribut soal perdagangan.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Sanusi
![Protes ke Uni Eropa, Mendag Zulkifli Hasan: Kok Kita Ribut Terus soal Perdagangan?](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/menteri-perdagangan-zulkifli-hasan-ketika-ditemui-usai-acara-sosialisasi-permendag.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mempertanyakan kenapa Indonesia dan Uni Eropa (UE) selalu ribut soal perdagangan.
Saat ini terdapat empat kasus Indonesia dengan Uni Eropa di Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO).
Yakni, larangan ekspor nikel Indonesia, kebijakan Uni Eropa terhadap produk minyak sawit, pengenaan bea masuk imbalan (BMI) dan bea masuk anti-dumping (BMAD) oleh Uni Eropa terhadap baja Indonesia, serta pengenaan BMI oleh Uni Eropa terhadap biodiesel Indonesia.
Baca juga: Cerita Mendag Zulkifli Hasan Perjuangkan Kemudahan Perdagangan RI ke Uni Eropa
Zulhas, sapaan akrabnya, kemudian membandingkan perdagangan UE dengan negara lain di Asia Tenggara seperti Thailand, Vietnam, dan Singapura.
"Perdagangan Indonesia dengan UE kecil. Sepertiga atau seperempat dibanding EU dengan Vietnam, seperempat dibanding EU dengan Thailand, seperempat dibanding EU dengan Singapura. Kita masih kecil, tapi terus gaduh," katanya dalam acara Sosialisasi Permendag di Bidang Ekspor, Kamis (31/8/2023).
Zulhas pun mempertanyakan kenapa Indonesia dan UE selalu berselisih dalam hal perdagangan.
Zulhas menyinggung soal Undang-undang Anti Deforestasi milik Uni Eropa.
"Sekarang ini masing-masing negara mulai mem-protect negara masing-masing seperti ada undang-undang anti deforestasi," ujar Zulhas.
"Saya bilang, selama ini kok kita ribut terus? Anda (Uni Eropa) dengan Tiongkok kok enggak ribut, Vietnam enggak ribut, Thailand enggak ribut. Kok sama kita ribut terus?" lanjutnya.
Baca juga: Pengusaha Akan Gugat Soal Batas Nilai Barang Impor Rp1,5 Juta, Mendag: Silakan Aja!
Ketua Umum Partai PAN itu menyayangkan hal tersebut.
Menurut dia, Indonesia tak pernah menyulitkan UE ketika hendak mengekspor barang ke Tanah Air.
Maka dari itu, ia berharap perjanjian Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan UE bisa segera rampung agar memudahkan perdagangan antara dua pihak.
"Karena kita kalau (ekspor) sepatu ke UE kena 9 persen, tuna kena 20 persen, sementara Vietnam dan Thailand nol tarifnya. Jadi, saya dan Kementerian Perdagangan bekerja keras agar ada toll way, hambatan-hambatan itu bisa diselesaikan," kata Zulhas.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.