Batik Pewarna Alami dari Pasuruan Tarik Minat Investasi Sektor Industri Kreatif
Alam Batik usaha pengrajin batik pewarna alami yang menggunakan bahan lokal dan memberdayakan petani lokal turut meramaikan PIATTEX.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Batik pewarna alami menjadi daya tarik dalam pameran Pasuruan Industrial, Agriculture, Tourism and Trade Expo (PIATTEX) di Kokas, Jakarta.
Alam Batik usaha pengrajin batik pewarna alami yang menggunakan bahan lokal dan memberdayakan petani lokal turut meramaikan PIATTEX.
Pendiri Alam Batik, Ferry Sugeng Santoso, mengatakan keikutsertaannya bertujuan menarik investasi ke Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Baca juga: Gubernur NTB Apresiasi LIMOFF Sinergikan Industri Kreatif Unggulan NTB
Menurutnya, Alam Batik terpilih sebagai peserta karena bergerak pada sektor industri kreatif yang menjadi salah satu andalan baru di Pasuruan.
“Jadi Pemda Pasuruan membawa sesuatu yang menarik termasuk kami dari Alam Batik. Harapannya para investor bisa masuk ke Pasuruan baik dengan mendirikan usaha atau bermitra sehingga potensi unggulan Pasuruan termasuk batik diajak,” katanya dikutip Sabtu (2/9/2023).
Sebagai informasi, Alam Batik berdiri sejak 2019 dengan aktif membina pembatik yang sebagian besar adalah masyarakat sekitar Desa Gunting, Kecamatan Sukorejo, Pasuruan.
Alam Batik termasuk salah satu usaha binaan Sampoerna Entrepreneur Training Center (SETC), program pemberdayaan UMKM yang digagas PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) di bawah Payung Program Keberlanjutan “Sampoerna Untuk Indonesia”.
Tujuannya ialah memberi pelatihan, pendampingan, pembinaan, hingga jejaring bagi para pelaku UMKM yang ingin berkembang. Pada akhirnya, manfaatnya dapat dirasakan, bukan hanya oleh para pelaku UMKM, melainkan juga bagi masyarakat di lingkungan sekitarnya.
Ferry menuturkan, Alam Batik ikut dalam PIATTEX kali ini karena memiliki dua keunggulan.
Pertama, Alam Batik konsisten dengan batik pewarna alami dengan melibatkan masyarakat khususnya para petani.
Alam Batik menggunakan pewarna alami dari tanaman indigo strobilanthes yang menghasilkan warna biru dan bixa orellana untuk warna orange alami.
Indigo strobilanthes dibudidayakan para petani di Pasuruan dengan sistem tumpang sari bersama tanaman apel karena membentuk simbiosis mutualisme.
Ferry juga terjun langsung mendampingi para petani mulai dari pembibitan, perawatan, hingga cara panen guna menjaga kualitas pewarna yang dihasilkan.
Indigo strobilanthes mampu menyerap asam tanah yang sangat membantu pertumbuhan tanaman apel sehingga para petani tidak perlu membeli dolomit.
Ditambah lagi, iklim di Pasuruan membuat kualitas warna dari indigo strobilanthes menjadi salah satu yang terbaik di Indonesia. Selain di Pasuruan, tanaman ini juga banyak dikembangkan di Temanggung, Jawa Tengah.
Pertimbangan kedua, kata Ferry, Alam Batik konsisten untuk mengembangkan motif batik dengan tetap mempertahankan kualitas terbaik, termasuk kehalusan kain.
Alam Batik melalui produk batik pewarna alami bisa mewakili usaha batik yang ramah lingkungan.
Dia berharap melalui pameran PIATTEX, para investor dan calon mitra bisnis dapat melihat sejumlah potensi industri kreatif yang dimiliki Kabupaten Pasuruan.
“Kami terbuka untuk bekerja sama mulai dari pelaku tekstil, furniture dan lainnya yang membutuhkan pewarna alami atau ingin belajar batik pewarna alami. Saya percaya melalui kolaborasi bisa saling menguntungkan,” paparnya.