Chandra Asri Buka-bukaan Strategi Bisnis Masa Depan di Private Event Session KTT ASEAN 2023
Chandra Asri berhasil melebarkan sayapnya, dengan mengakuisisi 70 persen saham Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI) di Krakatau
Penulis: Lita Febriani
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-43 di Jakarta, perusahaan petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri Group) memaparkan strategi bisnis berkelanjutan perusahaan di masa depan.
Dalam kegiatan Private Event Session - "How Chandra Asri Navigates Its Business in Shaping the Future", perusahaan mengungkap proyek yang saat ini tengah di garap.
"Saat ini, Chandra Asri merupakan pemimpin pasar di sektor petrokimia di Indonesia dengan berbagai proyek ekspansi yang telah dilakukan diantaranya Pembangunan Pabrik Butadiene, Syntetic Rubber, New Polyethylene, MTBE dan Butene-1. Selain itu, terdapat juga beberapa proyek yang saat ini dalam pipeline diantaranya Pabrik Chlor Alkali dan Ethylene Dichloride," tutur Legal, External Affairs and Circular Economy Director Chandra Asri Edi Riva’i, Senin (4/9/2023).
Baca juga: Daftar 29 Ruas Jalan Rekayasa Lalu Lintas Selama KTT ASEAN di Jakarta
Chandra Asri sendiri merupakan produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia dan mengoperasikan pabrik Naphtha Cracker, Styrene Monomer, Butadiene, MTBE dan Butene-1 satu-satunya di Indonesia, didukung oleh aset infrastruktur inti yang mencakup fasilitas energi, pengolahan air, jetty dan tank.
Chandra Asri sebagai Mitra Pertumbuhan (Growth Partner) berusaha mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dengan aktif mengarahkan bisnisnya dalam adaptasi terhadap perkembangan bisnis global yang selalu berubah.
Selama enam bulan awal di 2023, Chandra Asri berhasil melebarkan sayapnya, dengan mengakuisisi 70 persen saham Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI) di Krakatau Daya Listrik (KDL) dan 49 persen saham KSI di Krakatau Tirta Industri (KTI) pada 27 Februari 2023.
Selain itu, untuk mendukung bisnis lainnya, bersama INA perusahaan menjajaki pendirian Pabrik Chlor-Alkali Berskala Dunia melalui PT Chandra Asri Alkali (CAA).
Chandra Asri juga menunjuk Lisensor Pabrik EDC dengan vinyl technology licensor dari Amerika Serikat.
Chandra Asri juga telah memproyeksi rencana pembangunan Pabrik Petrokimia Terintegrasi ke-2 (CAP2) yang saat ini dihadapkan gempuran produk impor dari negara-negara CEPA, serta buruknya kondisi geopolitik global.
Baca juga: Jadwal Agenda KTT ASEAN 4 September 2023, Ada Pertemuan Menteri Luar Negeri se-Asia Tenggara
"Oleh karena itu, CAP2 tengah melakukan upaya rekonfiguransi dalam memastikan tujuan pertumbuhan usaha strategis tetap terlaksana," jelas Riva'i.
Perusahaan juga tengah fokus optimalisasi dari akuisisi Krakatau Tirta Industri (KTI) dan Krakatau Daya Listrik (KDL), mulai dari percepatan perluasan pasokan air dan energi untuk memenuhi kebutuhan industri yang berkembang, serta untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar di Cilegon dan mendukung kompleks petrokimia skala global kedua CAP2, melalui sinergi operasional, teknis dan keuangan.
"Sesuai dengan prioritas di tahun 2023 untuk memperluas bisnis petrokimia, Chandra Asri melalui PT Chandra Asri Alkali (CAA) membangun Pabrik CA-EDC berskala dunia dengan harapan dapat menunjang percepatan pertumbuhan Industri Hilir Nasional, mendukung ambisi Indonesia sebagai salah satu penghasil Nikel terbesar di dunia, sekaligus memposisikan diri dalam rantai nilai kendaraan listrik global," terangnya.
Chandra Asri memiliki rencana pertumbuhan dengan 3 pilar "Big, Long and Diversify" hingga tahun 2030, yang mana terdapat beberapa proyek yang termasuk di dalamnya, diantaranya proyek ekspansi pembangunan pabrik petrokimia terintegrasi ke-2 (BIG), proyek hilirisasi produk petrokimia "EDC" dan kimia anorganik "CA" (LONG), serta pengembangan bisnis ke sektor infrastruktur melalui akuisisi KDL dan KTI (Diversify).