Harga Minyak Melonjak Usai Arab Saudi dan Rusia Perpanjang Pengurangan Pasokan hingga Akhir 2023
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 12 sen menjadi 86,81 dolar AS per barel.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI – Harga minyak mentah tercatat mengalami kenaikan di awal perdagangan, Rabu (6/9/2023) karena pasar khawatir akan kekurangan pasokan setelah Arab Saudi dan Rusia memperpanjang pemangkasan pasokan hingga akhir 2023.
Dilansir dari Reuters, minyak mentah berjangka Brent naik 14 sen menjadi 90,18 dolar AS per barel. Sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 12 sen menjadi 86,81 dolar AS per barel.
“Pergerakan bullish ini secara signifikan memperketat pasar minyak global dan hanya akan menghasilkan satu hal yakni harga minyak yang lebih tinggi di seluruh dunia,” kata Jorge Leon, wakil presiden senior di perusahaan konsultan Rystad Energy.
Baca juga: Harga Minyak Mentah Terkerek 3 Persen, Level Tertinggi di Tengah Kekhawatiran Perlambatan Ekonomi
“Dampak pemangkasan ini terhadap inflasi dan kebijakan ekonomi di negara-negara Barat sulit diprediksi. Meski begitu, harga minyak yang lebih tinggi hanya akan meningkatkan kemungkinan pengetatan fiskal lebih lanjut, terutama di AS untuk mengurangi inflasi,” tambahnya.
Pemangkasan pasokan yang dilakukan Saudi dan Rusia ini merupakan jumlah yang melebihi pemotongan pada April lalu, yang telah disepakati oleh beberapa negara yang tergabung dalam OPEC Plus dan berlaku hingga akhir 2024.
Sebelumnya, Arab Saudi telah memutuskan untuk memperpanjang pengurangan produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari (bph) selama tiga bulan hingga akhir Desember 2023. Di samping itu, Rusia juga turut memperpanjang pemangkasan ekspor minyaknya sebesar 300.000 barel per hari hingga akhir tahun ini,
Kedua negara akan meninjau keputusan pemotongan tersebut setiap bulan untuk mempertimbangkan memperdalam pemotongan atau meningkatkan produksi tergantung pada kondisi pasar.
“Keputusan untuk memperpanjang pengurangan produksi menggarisbawahi dedikasi mereka terhadap stabilitas harga di lingkungan pasar yang penuh tantangan,” kata Sugandha Sachdeva, direktur eksekutif dan kepala strategi di Acme Investment Advisors.
“Periode pemeliharaan kilang tahunan di AS dari September hingga Oktober juga dapat memengaruhi permintaan minyak mentah dan berpotensi menjadi faktor penghambat kenaikan harga minyak,” pungkasnya.