Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Algoritma Tiktok Shop Arahkan Pengguna Beli dari Seller Terafiliasi? Begini Tanggapan Menkominfo

Algoritma TikTok Shop diduga bisa mendorong pengguna membeli produk dari seller terafiliasi.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Algoritma Tiktok Shop Arahkan Pengguna Beli dari Seller Terafiliasi? Begini Tanggapan Menkominfo
FMB9
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menyatakan ikut khawatir atas dugaan algoritma TikTok Shop yang diduga bisa mendorong pengguna membeli produk dari seller terafiliasi.

Budi mengatakan, hal tersebut telah menjadi kekhawatiran bersama. Guna menelusuri ini, harus dilihat dari statistiknya.

"Itu kekhawatiran kita bersama. Apakah dia (algoritma TikTok Shop) banyak dimanfaatkan [untuk mengarahkan pengguna ke] barang-barang dari luar negeri untuk pasar dalam negeri atau tidak? Kan nanti kita lihat statistiknya," katanya ketika ditemui di gedung Smesco, Jakarta Selatan, Kamis (21/9/2023).

Diberitakan sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan, praktik bisnis social commerce membahayakan perekonomian Indonesia.

Dia memaparkan, teknologi algoritma pada bisnis social commerce bisa mengidentifikasi preferensi dari konsumennya, kemudian diarahkan ke produk mereka sendiri.

Dengan demikian, praktik social commerce secara langsung akan merugikan pelaku usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) Tanah Air.

BERITA REKOMENDASI

Mendag menyampaikan hal tersebut dalam sambutannya di acara "Diseminasi Perizinan Berusaha di Bidang Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga" di Jakarta, Senin (11/9/2023).

"Ada pelaku UMKM berteriak, kemudian pelaku usaha kecantikan teriak karena social commerce itu bahaya juga. Dia bisa mengidentifikasi pelanggan dengan big datanya. Ibu ini suka pakai bedak apa, suka pakai baju apa," kata pria yang akrab disapa Zulhas.

Baca juga: Sandiaga Tak Setuju Wacana Penutupan TikTok Shop, Minta Masyarakat Beri Masukan kepada Pemerintah

"Nanti yang produk dalam negeri begitu masuk iklan di social commerce, bisa sedikit (munculnya, red). Yang produk dia (hasil produksi social commerce tersebut) langsung masuk ke ibu-ibu yang teridentifikasi dan terdata," sambungnya.

Maka dari itu, ia menegaskan social commerce harus ditata regulasinya karena kalau tidak, UMKM Tanah Air bisa mati usahanya.

Baca juga: Nasib TikTok Shop di Tangan Revisi Permendag 50/2020

"Sekarang kami lagi menata mengenai dampak dari social commerce. Kalau tidak ditata, habis kita. Bisa mati (usahanya)," ujar Zulhas.


Tanggapan Pengamat

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengkhawatirkan TikTok Shop bisa melakukan persaingan usaha yang tidak sehat.

Hal itu karena TikTok Shop menerapkan algoritma yang bisa mendorong pengguna media sosialnya membeli produk yang terafiliasi dengan mereka.

"Dikhawatirkan TikTok itu akan menerapkan alogirtma dalam hal pencarian paling favorit misalnya atau barang-barang yang menjadi preferensi dari pengguna media sosial karena dia sudah punya algoritmanya," ujar Bhima kepada Tribunnews, Rabu (13/9/2023).

"Itu bisa didorong untuk menjual barang-barang yang lebih laris menurut TikTok atau terafiliasi dengan TikTok. Ini menjadikan persaingan usaha yang tidak sehat," sambungnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas