Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Asosiasi Inventor Indonesia Ungkap Dua Tahap Agar Penemuan Bisa Dihilirisasi

Ketua Umum Asosiasi Inventor Indonesia (AII), Prof Didiek Hadjar Goenadi, mengungkapkan dua tahap yang harus dilakukan agar sebuah invensi siap

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Asosiasi Inventor Indonesia Ungkap Dua Tahap Agar Penemuan Bisa Dihilirisasi
istimewa
Seminar II: Pengembangan Bisnis dan Industri Berbasis Kelapa Sawit Melalui Pemanfaatan Invensi Hasil Riset BPDPKS GRS 2015-2021. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Inventor Indonesia (AII), Prof Didiek Hadjar Goenadi, mengungkapkan dua tahap yang harus dilakukan agar sebuah invensi siap dihilirisasikan.

Pertama, peningkatan dari skala riset yang dihasilkan inventor. Jika kondisi optimum sudah diperoleh, lalu upskilling lagi ke tingkat komersialisasi bersama industrinya.

"Tahap selanjutnya adalah market trial untuk melihat penerimaan produk di pasaran. Sambil terus mengembangkan marketing komunikasinya agar produk bisa diterima pasar," tutur Didiek.

Hal tersebut diungkapkan oleh Didiek pada Seminar II: Pengembangan Bisnis dan Industri Berbasis Kelapa Sawit Melalui Pemanfaatan Invensi Hasil Riset BPDPKS GRS 2015-2021.

Seminar tersebut menghadirkan pembicara Direktur Penyaluran Dana BPDPKS, Zaid Burhan Ibrahim; Ketua Umum Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), Sahat M Sinaga; Direktur Teknik dan Operasi PT Hakaaston (HKA), Martin Nababan; Dirut PT Panah Perak Megasarana (PPM), Agussalim Igarashi; dan Manager Goverment Relations and Suistainability PT PAN Brothers, Rizal Tanzil Rakhman.

Soal biaya yang dikeluarkan pada proses upskilling dan market trial, menurut Prof Didiek, hal itu bisa dibicarakan dengan industri.

Berita Rekomendasi

Didiek mengungkapkan dari 17 invensi yang terpilih dalam GRS 2015-2021, ada 8 invensi menarik perhatian industri untuk ditindaklanjuti. Dari jumlah itu, ada 3-4 invensi masuk ke tahap yang lebih serius.

"Meski serius, kedua belah pihak harus tetap menjaga rahasia. Karena prosesnya masih panjang. Masih perlu validasi teknologi, yang membutuhkan biaya, waktu dan tenaga," kata Didiek.

Riset tentang kelapa sawit menjadi penting, karena Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia.

Kelapa sawit masuk 5 produk yang menyumbang 25 persen total GDP Indonesia, selain kopi, karet, gula dan coklat.

"Sayangnya, dunia Barat membuat kampanye kotor tentang kelapa sawit. Padahal sawit ini, selain dibuat untuk minyak goreng juga bermanfaat untuk bahan bakar kendaraan biodiesel," kata Sahat Sinaga.

Hal senada dikemukakan Direktur Penyaluran Dana, BPDPKS, Zaid Burhan Ibrahim. Pihaknya mendukung pengembangan riset kelapa sawit melalui Program Grand Riset Sawit (GRS). Sejak digulirkan tahun 2015 hingga 2023, ada lebih dari 200 hasil riset siap dihilirisasi.

"GRS 2024 akan kami buka pada Desember 2023 hingga Februari 2024. Jika ada inventor yang tertarik, silakan persiapkan dokumennya dari sekarang," ujar Zaid seraya menambahkan BPDPKS juga memiliki kompetisi riset sawit untuk mahasiswa.

Zaid Burhan mendukung hasil riset GRS dimanfaatkan industri untuk komersialisasi.

Baca juga: Ekonom Indef: PalmCo Jadi Pintu Masuk Revitalisasi Lahan Sawit PTPN Group

Pada 2022, ada 7 judul riset GRS yang sudah kontrak dengan industri untuk proses komersialisasi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas