Bos AdaKami Ngeluh Dihujat Netizen Akibat Kasus Korban Pinjol Bunuh Diri
Apabila nantinya berita ini terbukti tidak benar, ia menyatakan berhak mendapatkan haknya berupa perlindungan hukum.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus viral nasabah pinjaman online (pinjol) AdaKami berinisial K bunuh diri diduga gara-gara tekanan debt collector telah berjalan selama sepekan.
Selama sepekan itu, Direktur Utama AdaKami Bernardino Moningka Vega mengaku menerima banyak komentar dari para netizen (warganet).
Ia mengatakan, komentar yang dilayangkan para warganet ini cukup keras dan kasar.
Baca juga: AdaKami Janji Tindak Debt Collector yang Tagih Nasabah Tak Sesuai Peraturan
Adapun saat ini kasusnya sedang dalam proses investigasi. AdaKami tengah mengumpulkan informasi terkait data pribadi milik K.
"Ini sudah seminggu viral. Viral itu juga sambil kita nunggu, komen-komen warganet cukup keras dan kasar. Itu juga sudah menyinggung karakter saya pribadi (dan) keluarga saya," kata Dino, sapaan akrabnya, dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Jumat (22/9/2023).
Menurut dia, sebagai warga Indonesia, Dino merasa patut dilindungi hukum. Sama halnya dengan AdaKami yang berhak meminta perlindungan hukum.
Jadi, apabila nantinya berita ini terbukti tidak benar, ia menyatakan berhak mendapatkan haknya berupa perlindungan hukum.
Terkini, kata Dino, pihaknya sedang bekerja sama dengan polisi untuk menelusuri lokasi korban K ini.
Berdasarkan informasi yang ia dapat, K berlokasi di Sumatera.
"Nama inisial K kita sisir. Sisir dari Januari sampai Agustus yang sudah meninggal, enggak ada," ujar Dino.
"Kita turunin lagi rentang (waktunya) dari sekian sekian, enggak ada juga," lanjutnya.
Ia pun menekakan bahwa saat ini pihaknya membutuhkan informasi tambahan untuk melakukan investigasi atas korban yang diduga melakukan pinjaman di AdaKami ini.
Diberitakan sebelumnya, AdaKami mengakui proses investigasi seorang pria mengakhiri hidupnya karena teror debt collector, belum berlangsung baik.