Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Jegal Peredaran Chip China, Presiden Joe Biden Sahkan Regulasi Pembatasan Subdisi Manufaktur

Melalui kebijakan ini nantinya investor yang akan melakukan perluasan pabrikan semikonduktor di negara China dan Rusia akan dibatasi.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Jegal Peredaran Chip China, Presiden Joe Biden Sahkan Regulasi Pembatasan Subdisi Manufaktur
Jim WATSON / AFP
Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) meluncurkan regulasi baru untuk memperketat pemberian subsidi chip ke perusahaan manufaktur China. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) meluncurkan regulasi baru untuk memperketat pemberian subsidi chip ke perusahaan manufaktur China.

Aturan ini sengaja disahkan presiden Biden sebagai langkah tegas untuk mencegah perluasan pabrikan semikonduktor China dan Rusia yang belakangan memicu masalah keamanan nasional.

Melalui kebijakan ini nantinya investor yang akan melakukan perluasan pabrikan semikonduktor di negara China dan Rusia akan dibatasi.

Baca juga: Korea Selatan Desak Amerika Serikat Segera Selesaikan Masalah Perdagangan Chip

Tak hanya itu pemerintah AS juga melarang penerima dana insentif untuk terlibat dalam penelitian bersama serta upaya perizinan teknologi dengan negara yang jadi perhatian.

Departemen Perdagangan AS bahkan tak segan menarik kembali penghargaan federal yang telah diberikan kepada para Investor apabila mereka terbukti melanggar aturan itu.

“Kita harus benar-benar waspada bahwa tidak satu sen pun dari hal ini akan membantu China untuk lebih maju dari kita,” kata Menteri Perdagangan Gina Raimondo.

Berita Rekomendasi

Sebagai infromasi aturan tersebut pertama kali diusulkan pada Maret 2023, namun kebijakan tersebut baru disahkan setelah China melayangkan sanksi pembatasan ekspor bahan baku chip dan beberapa logam untuk Amerika pada awal Agustus lalu.

Meski aturan baru tersebut berpotensi menghambat hubungan perdagangan antara Washington dan Beijing, namun AS berdalih kebijakan itu harus segera disahkan untuk mencegah modal dan tenaga ahli Amerika Serikat membantu mengembangkan teknologi yang dapat mendukung modernisasi militer China dan mengancam keamanan nasional Amerika Serikat.

"Pemerintahan Biden berkomitmen untuk menjaga keamanan Amerika dan mempertahankan keamanan nasional Amerika melalui teknologi perlindungan yang tepat yang sangat penting untuk inovasi militer generasi berikutnya," kata kata Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan.

"Ini adalah langkah-langkah yang sudah disesuaikan. Langkah-langkah ini bukan blokade teknologi sebagaimana disebut Beijing," tambah Sullivan.

Rencananya setelah kebijakan ini direalisasikan, pemerintah Amerika akan memberikan guyuran subsidi sebesar 39 miliar dolar AS bagi produsen semikonduktor yang akan mengembangkan atau melakukan penelitian produk chip di dalam negeri.

Sebagai informasi, konflik chip Beijing dan Washington sebenarnya sudah memanas sejak beberapa tahun terakhir. Hal tersebut dimulai dari tindakan China yang secara tiba - tiba membatasi penjualan produk chip buatan pabrik Beijing pada pasar Amerika.

Pembatasan tersebut kemudian berlanjut, lewat aksi boikot ekspor bahan pembuatan chip untuk produsen semikonduktor dan industri teknologi Amerika.

Imbas pengetatan itu Amerika kini tak dapat lagi menerima pasokan gallium antimonida, galium arsenida, galium logam, galium nitrida, galium oksida, galium fosfida, gallium selenida, dan gallium arsenide.

Serta germanium dioksida, substrat pertumbuhan epitaksi germanium, ingot germanium, logam germanium, germanium tetraklorida, dan seng germanium fosfida yang penting dalam pembuatan teknologi inframerah, kabel serat optik dan sel surya.

Serangkaian pukulan ini yang kemudian memicu kemarahan Biden, hingga pihaknya ikut melayangkan sanksi untuk membalas tindakan yang dilakukan pemerintah China.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas