Sambangi Pelabuhan Kampoa Taiwan, Kepala BP2MI Silaturahmi dengan Pelaut Indonesia
Kepala BP2MI Benny Rhamdani meninjau tempat singgah para pekerja migran Indonesia yang bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) di sana.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Salah satu agenda kunjungan Kerja Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) ke Taiwan yaitu ke Pelabuhan Kampoa di Dong Gang untuk berdialog dengan Forum Silaturahmi Pelaut Indonesia (FOSPI), yang dilakukan Sabtu (23/09/2023).
Dalam kunjungan tersebut, Kepala BP2MI Benny Rhamdani meninjau tempat singgah para pekerja migran Indonesia yang bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) di sana.
Santoso, Perwakilan dari FOSPI yang menyambut rombongan BP2MI menjelaskan, tempat singgah yang berada di Pelabuhan Kampoa ini dapat dijadikan tempat istirahat sementara untuk para ABK saat kapalnya sedang bersandar.
Baca juga: Lewat ICKK-BN, Bantu ABK dan Difabel di Karanganom Klaten Kembangkan Potensi
“Di sini tempat para ABK beristirahat. Tidak ada batasan waktu, kapanpun ABK ingin singgah dan istirahat, dapat digunakan semua fasilitas yang ada. Ada ruangan istirahat, kamar mandi dan juga mushola. Ada juga tempat untuk ngopi dan bersantai,” ungkap pria yang sudah 13 tahun bekerja di Taiwan ini.
Di kesempatan yang sama, Jonathan, relawan Stella Maris Kaohsiung, menyampaikan beberapa hal dan masalah yang dialami para ABK. Diantaranya, ABK Indonesia yang terjerat masalah hukum di Taiwan.
Jonathan meminta pemerintah Indonesia melalui BP2MI dapat membantu menyelesaikan permasalahan ini. “Saya berharap, Pak Benny dengan kapasitasnya dapat membantu menyelesaikan masalah yang menimpa saudara-saudara kita ini,” ujar Jonathan.
Benny Rhamdani merespon dan menerima dengan baik keluh kesah serta masalah yang disampaikan. Benny juga mendorong jajarannya agar membantu penyelesaian masalah hukum yang dialami para ABK.
“Setelah pulang dari sini, akan kita bantu ke Bu Menlu. Ini memang persoalan hukum, tentu kita tidak dalam konteks intervensi. Tapi bisa kita bicarakan," ujar Benny.
Benny mengatakan, tidak hanya regulasi yang dibuat Pemerintah Indonesia untuk menunjukkan negara hadir dan berpihak, tapi juga bagaimana kerjasama hubungan bilateral dengan berbagai negara juga penting.
Dia menekankan, para pekerja migran yang bekerja di Hongkong dan Taiwan tidak hanya harus patuh pada undang-undang yang ada di negara Indonesia, mereka juga terikat pada undang undang di negara penempatan.
FOSPI Donggang Pintung merupakan salah satu wadah perkumpulan para ABK kapal perikanan dari berbagai daerah di Indonesia yang bermarkas di Pintung, Donggang.
Selain tempat singgah, terdapat juga Posko FOSPI yang letaknya tidak jauh dari pelabuhan. Posko FOSPI Donggang Pintung merupakan salah satu titik atau Pos Pelayanan Informasi dan Pengaduan Pekerja Migran yang dibina oleh KDEI Taipei.
Posko tersebut menjadi tempat bagi ABK kapal perikanan yang membutuhkan informasi dan program seputar ketenagakerjaan, perlindungan WNI, keimigrasian, kewarganegaraan maupun sebagai wadah bagi PMI dalam konsultasi maupun menyampaikan pengaduannya.
Baca juga: Hari Palang Merah Indonesia 3 September 2023, Berikut Sejarah Lahirnya PMI
FOSPI juga berhasil mendirikan Masjid An-Nur di Donggang yang diresmikan pada 18 Februari 2018 lalu. Masjid tersebut menjadi center of learning bagi para ABK kapal ikan.
Masjid tersebut dibangun melalui iuran dan donasi sukarela para ABK. Di masjid inilah para ABK kapal perikanan dapat melakukan sholat berjamaah, pengajuan, tahlilan, yasinan, belajar mengaji dan menulis bahasa Arab, serta kegiatan bermanfaat lainnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BP2MI menyempatkan diri sholat Maghrib dan Isya' berjamaah dengan para ABK dan berdialog serta makan malam bersama di area masjid sebelum kembali naik kereta menuju Taipei.