Enam Daftar Subsektor Industri yang Kontraksi dan Penyebabnya Menurut IKI September 2023
Dari 23 subsektor industri manufaktur yang ada di Indonesia, enam diantaranya mengalami kontraksi.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rilis Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Kementerian Perindustrian September 2023, menunjukkan dari 23 subsektor industri manufaktur yang ada di Indonesia, enam diantaranya mengalami kontraksi.
Subsektor yang mengalami kontraksi pada September, diantaranya Industri Tekstil; Industri Pakaian Jadi; industri Kayu, Barang Kayu dan Gabus, Industri Barang Galian Bukan Logam; Industri Furniture dan Industri Pengolahan Lainnya.
Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif, mengatakan industri tekstil masih kontraksi karena produk tekstil di pasar domestik banyak dibanjiri barang impor, banyak juga produk ekspor yang tidak diserap pasar luar negeri.
Baca juga: Kinerja Nilai Ekspor Indonesia Anjlok 21 Persen pada Agustus 2023, BPS Ungkap Penyebabnya
"Jadi ada yang namanya industri di Kawasan Berikat yang mengumpulkan produk tekstil yang tujuannya memang untuk ekspor, karena pasar ekspornya melandai, sehingga banyak produk tersebut tidak terserap. Kemudian ada peraturan Menteri Keuangan yang menyatakan bahwa produk ekspor yang tidak terserap oleh pasar luar negeri bisa dijual di domestik," jelasnya.
Selain itu, Febri menilai penyebab lainnya adalah banyak produk impor yang masuk lewat aplikasi sosial media.
"Kami mendukung kebijakan pemerintah yang membatasi aplikasi sosial media untuk berjualan dan bertransaksi. Kami mendukung bahwa sosial media cukup untuk promosi saja," ungkapnya.
Untuk Industri Barang Galian Bukan Logam kontraksi tersebut disebabkan oleh penurunan produksi industri kaca dan keramik, sedangkan untuk industri semen dilaporkan mengalami peningkatan produksi.
"Industri keramik kami melihat masih banyak produk impor yang banyak beredar di pasar domestik. Menurut kami, itu menjadi penyebab produk-produk manufaktur Indonesia terutama keramik kontraksi. Sementara untuk produk semen dan kaca masih dalam posisi yang bagus, terutama dalam permintaan yang meningkat untuk memenuhi pembangunan di IKN," ucapnya.
Baca juga: Kemenparekraf: Industri E-Commerce Jadi Peluang Pemulihan Ekonomi Pasca Covid-19
Subsektor industri yang mengalami ekspansi paling tinggi ialah industri kendaraan bermotor trailer, alat angkut lainnya dan industri bahan makanan.
"Itu tiga subsektor yang sangat ekspansif, baik pesanannya maupun produksinya itu meningkat pesat dan stok di gudang masih relatif sedikit, karena pasar banyak menyerap," jelas Febri.