Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kemenperin Ungkap Penyebab IKI Turun Selama Tiga Bulan Berturut-turut

Indeks Kepercayaan Industri (IKI) selama tiga bulan, tepatnya sejak Juli-September 2023 mengalami kontraksi berturut-turut.

Penulis: Lita Febriani
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kemenperin Ungkap Penyebab IKI Turun Selama Tiga Bulan Berturut-turut
Istimewa
Ilustrasi industri garmen 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indeks Kepercayaan Industri (IKI) selama tiga bulan, tepatnya sejak Juli-September 2023 mengalami kontraksi berturut-turut.

IKI) bulan September 2023 berada di basis poin 52,51, turun 0,71 poin, dibandingkan Agustus yang berada pada angka 53,22 poin.

Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif, mengatakan kontraksinya IKI selama tiga bulan terjadi akibat kondisi pasar global yang masih belum stabil di beberapa wilayah.

Baca juga: Pelaku Industri Kreatif Resah Terkait Rencana Larangan Iklan dan Promosi Rokok

"Memang IKI turun tiga bulan berturut-turut, tetapi masih pada level di atas 50 atau masih ekspansi.

Jadi kita tidak usah khawatir sejauh ini manufaktur Indonesia bergerak cepat dibanding negera lain. Turun ini karena pasar global," tutur Febri dalam konferensi pers Rilis Indeks Kepercayaan Industri, Kementerian Perindustrian, Jakarta, Jumat (29/9/2023).

Harga beberapa komoditas, seperti CPO, nikel hingga logam mulia yang mengalami penurunan juga berpengaruh pada kinerja industri dalam negeri.

Berita Rekomendasi

"Harga komoditas turun, seperti CPO, nikel dan logam mulia. Penurunan itu menyebabkan order dari beberapa subsektor jadi turun. Misalnya kita lihat subsektor industri makanan, dari Agustus IKI-nya di atas 61. September ini turun ke 60,2, tapi masih jauh di atas 50. Turunnya itu karena harga CPO yang cenderung melandai. Itu disebabkan karena pasar global," jelas Febri.

Dari 23 subsektor manufaktur yang ada, sebanyak 17 subsektor mengalami ekspansi, sementara 6 lainnya mengalami kontraksi. Kontraksi masih terus terjadi di industri tekstil.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas