Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Harga Minyak Mentah Turun 1 Dolar AS di Tengah Pemangkasan Produksi Arab Saudi

Kementerian Energi Arab Saudi telah mengonfirmasi pihaknya akan melanjutkan pengurangan pasokan minyak mentah sebanyak 1 juta barel per hari (bpd)

Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Harga Minyak Mentah Turun 1 Dolar AS di Tengah Pemangkasan Produksi Arab Saudi
Arab News
Harga minyak mentah dunia turun 1 dolar AS pada Rabu (4/10/2023) setelah Arab Saudi mengumumkan pemangkasan produksi minyak hingga akhir 2023 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Harga minyak mentah dunia turun 1 dolar AS pada Rabu (4/10/2023) setelah Arab Saudi mengumumkan pemangkasan produksi minyak hingga akhir 2023, diimbangi pula oleh kekhawatiran permintaan yang berasal dari hambatan makroekonomi.

Minyak mentah berjangka Brent turun 58 sen atau 0,64 persen menjadi 90,34 dolar AS per barel. Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 66 sen atau 0,74 persen menjadi 88,57 dolar AS per barel.

"Harga minyak melanjutkan penurunannya di tengah kekhawatiran atas tingginya suku bunga yang berkepanjangan, sehingga merugikan prospek permintaan dan karena investor menantikan pertemuan OPEC", kata Fiona Cincotta, analis di City Index.

Baca juga: Minyak Dunia Alami Penurunan Harga, Brent Dibanderol 93,24 WTI Dijual 93,74 Per Barel

Kementerian Energi Arab Saudi telah mengonfirmasi pihaknya akan melanjutkan pengurangan pasokan minyak mentah sebanyak 1 juta barel per hari (bpd) hingga akhir tahun ini.

Di sisi lain, Rusia tampaknya juga akan melanjutkan pemangkasan ekspor minyak mentah sebesar 300.000 barel per hari hingga akhir tahun ini dan akan meninjau kembali pengurangan produksi sebesar 500.000 barel per hari, yang ditetapkan pada April lalu.

“Rusia sedang mendiskusikan izin parsial untuk ekspor bahan bakar di semua tingkatan,” lapor kantor berita TASS, mengutip Menteri Energi Rusia Nikolai Shulginov.

Berita Rekomendasi

Sementara itu, analis PVM John Evans mengatakan penguatan dolar AS juga dapat membebani sentimen investor.

“Penguatan dolar saat ini adalah reli yang akan terus menghantui semua pasar termasuk minyak, bahkan ketika, seperti saat ini, terdapat latar belakang fundamental yang menarik," kata Evans.

Sebagai mata uang perdagangan minyak, dolar AS yang kuat membuat minyak relatif mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga dapat mengurangi permintaan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas