Harga Minyak WTI dan Brent Anjlok, Jadi yang Terendah Sejak 7 Bulan Terakhir
Anjloknya harga minyak dunia pada akhir pekan ini terjadi setelah perekonomian Amerika terus menunjukkan penguatan.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Harga minyak mentah di perdagangan pasar New York Mercantile Exchange kembali melanjutkan tren penurunan mingguan, hingga jadi yang terendah sejak tujuh bulan terakhir tepatnya sejak Maret 2023.
Seperti harga minyak West Texas Intermediate (WTI) yang anjlok 2,27 persen menjadi 82,31 dolar AS per barel. Harga tersebut berbanding terbalik dengan harga minyak WTI pada perdagangan pekan lalu yang saat itu dibanderol dikisaran 84,30 dolar AS per barel.
Baca juga: Minyak Dunia Fluktuatif, Skema Harga BBM Nonsubsidi Disarankan Ikut Mekanisme Pasar
Penurunan serupa juga terjadi pada perdagangan minyak mentah jenis Brent yang diperdagangkan di London untuk kontrak Desember, menurut catatan Bloomberg harga minyak Brent turun 2 persen menjadi 84,07 dolar AS per barel pada penutupan pasar, Jumat (6/10/2023).
Anjloknya harga minyak dunia pada akhir pekan ini terjadi setelah perekonomian Amerika terus menunjukkan penguatan. Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya nilai mata uang dolar AS.
Penguatan dolar AS ini kemudian berdampak negatif terhadap permintaan minyak. Karena minyak menjadi relatif lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, alhasil permintaan minyak minyak WTI dan Brent di pasar global menurun di tengah pulihnya stok bensin AS yang melonjak 6,481 juta barel.
"Hancurnya permintaan selalu memainkan peran penting dalam mengurangi tekanan harga. Meningkatnya perbincangan mengenai lebih banyak pasokan non-OPEC yang masuk ke pasar tidak menguntungkan pasar yang sedang bullish pada minggu ini," kata Stephen Innes dari perusahaan investasi SPI Asset Management.
Sebelum harga minyak mencatatkan penurunan, WTI dan Brent sempat melonjak hampir tembus di kisaran harga 100 dolar AS per barel. Buntut dari pemangkasan pasokan minyak mentah yang dilakukan sejumlah negara produsen minyak OPEC.
Baca juga: Kementerian ESDM Bagi-bagi Rice Cooker Gratis, Ini Daftar Penerimanya
Seperti Arab Saudi yang memangkas ekspor minyak global sebesar 1 juta barel per hari (bpd), dengan dalih untuk menjaga stabilitas pasokan minyak dalam negeri.
Langkah serupa juga dilakukan Rusia, produsen minyak terbesar ketiga dunia ini secara mengejutkan memberlakukan kebijakan pemangkasan ekspor minyak sebesar 500.000 barel per hari di Agustus dan 300.000 barel per hari di September.
Namun setelah inflasi di sejumlah negara melandai para investor mulai melonggarkan perdagangan minyak di pasaran hingga harga minyak bisa kembali melandai dari puncak tertinggi di bulan Maret lalu.