Perang Hamas-Israel Kerek Harga Minyak Dunia Hingga 88,76 Dolar Per Barel
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) dan Brent di pasar New York Mercantile Exchange melonjak di atas 5 persen.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) dan Brent yang diperdagangkan di New York Mercantile Exchange melonjak di atas 5 persen, pada Senin (9/10/2023).
Mengutip data dari CNBC International, harga rata – rata minyak mentah WTI AS melonjak 4,23 dolar AS atau sekitar 5,11 persen hingga dibanderol jadi 87,02 dolar AS per barel.
Kenaikan serupa juga terjadi pada perdagangan minyak Brent yang naik sebanyak 4,18 dolar AS atau 4,94 persen, menjadi 88,76 dolar AS per barel pada 0120 GMT.
Penguatan harga minyak pada Senin pagi terjadi pasca Israel mendeklarasikan perang terhadap pejuang Hamas. Konflik ini pecah pada akhir pekan kemarin lantaran militan Hamas meluncurkan 5.800 roket ke wilayah Tel Aviv, Israel
Dalam keterangan resminya juru Bicara Hamas, Khaled Qadomi, mengatakan serangan itu sengaja dilayangkan sebagai respons dari kekejaman Israel yang berlangsung dalam beberapa dekade terakhir.
Namun akibat konflik ini 1.100 orang dinyatakan tewas dengan sekitar 700 diantara berasal dari pihak Israel. Serangan tersebut sontak memicu kemarahan dari negara-negara Barat.
Memanasnya situasi perang di Timur Tengah bahkan memicu kekhawatiran investor terkait gagalnya pemulihan hubungan antara Arab Saudi dan Israel selaku produsen minyak mentah terbesar di dunia.
Baca juga: Hari Ketiga Perang Hamas-Israel: Korban Tewas di Jalur Gaza 436 Orang, Zionis Siapkan Serangan Darat
Alhasil para investor mulai memperketat peredaran minyak di pasaran hingga harga minyak melesat ke puncak tertinggi.
"Serangan Hamas vs Israel adalah peristiwa yang tak terduga yang dapat berdampak negatif bagi pasar, hingga volatilitas minyak yang lebih tinggi yang belum pernah diperkirakan terjadi," ujar Santosh Meena, Kepala Penelitian di perusahaan investasi Swastika Investmart.
Baca juga: Panik, Tentara Israel Siapkan Evakuasi Pemukim Yahudi di Dekat Gaza
Belum diketahui sampai kapan kenaikan harga minyak mentah akan terus terjadi, namun apabila perang antara Hamas dan Israel terus memanas, maka harga minyak di tahun ini berpotensi naik tembus diatas 100 USD per barel.
"Meningkatnya risiko geopolitik di Timur Tengah akan memicu risiko penurunan stok dan mendukung harga minyak volatilitas yang lebih tinggi," kata analis dari ANZ Bank.