Harga Minyak Bisa Tak Terkendali Jika Iran Ikut Perang di Israel
Menurut Sheffield, harga minyak dapat naik jauh lebih tinggi jika Iran ikut terlibat dalam perang antara Hamas dan Israel.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – CEO Pioneer Natural Resources Scott Douglas Sheffield baru-baru ini memberikan pandangannya terkait dampak perang antara Hamas dan Israel.
Menurut Sheffield, harga minyak dapat naik jauh lebih tinggi bahkan tak terkendali jika Iran ikut terlibat dalam perang antara Hamas dan Israel.
“Jika Iran ikut perang, tentu saja kita akan melihat harga minyak akan melonjak jauh lebih tinggi,” ujarnya.
Baca juga: Update Harga Pangan di Jabodetabek, 10 Oktober: Beras, Gula, Minyak, Telur dan Bawang Relatif Stabil
Iran merupakan produsen minyak utama dan pendukung utama Hamas, kelompok militan Palestina yang ditetapkan oleh Amerika Serikat (AS) sebagai organisasi teroris.
Sheffield juga memperkirakan konflik yang lebih luas dapat menimbulkan ancaman besar terhadap pasokan minyak mentah global, yang telah dipangkas oleh Arab Saudi dan Rusia dalam beberapa bulan terakhir.
“Saya yakin itu tergantung pada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu,” kata Sheffield.
“Jadi tergantung pada seberapa banyak bukti yang dia miliki bahwa mereka berada di belakangnya dan apakah dia memutuskan untuk melakukan sesuatu atau tidak,” sambungnya.
Harga Minyak Mentah Dunia
Minyak mentah Brent diperdagangkan sedikit lebih rendah menjadi 86,93 dolar AS per barel pada Rabu (11/10/2023), sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 78 sen atau 0,91 persen menjadi 85,19 dolar AS per barel.
Brent dan WTI telah melonjak lebih dari 3,50 dolar AS pada awal pekan ini di tengah kekhawatiran bentrokan antara Israel dan Hamas dapat meningkat menjadi konflik yang lebih luas.