Pedagang Pasar Respons Rencana Pemerintah Impor Jagung Pakan: Ya Mau Tidak Mau
Impor ini akan ditugaskan kepada Perum Bulog. Impor jagung pakan juga dilakukan secara bertahap, di mana tahap pertama sebanyak 250 ribu ton
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengatakan impor jagung pakan merupakan solusi yang mau tak mau harus diambil guna mengantisipasi kenaikan harga daging ayam dan telur di pasaran.
Diketahui, pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) akan mengimpor 500 ribu ton jagung pakan dalam rangka mengatasi fluktuasi harga jagung pakan.
Impor ini akan ditugaskan kepada Perum Bulog. Impor jagung pakan juga dilakukan secara bertahap, di mana tahap pertama sebanyak 250 ribu ton.
Baca juga: Pangan Lokal Seperti Daun Kelor, Jagung Hingga Sagu Bisa Cegah Stunting
Harga jagung pakan yang terus meningkat ini dikawatirkan akan mengakibatkan fluktuasi harga telur ayam dan daging ayam.
Menurut Abdullah, impor jagung pakan mau tidak mau harus dilakukan karena Indonesia saat ini juga sedang di tengah situasi kekeringan akibat El Nino.
"Impor solusinya. Jagung itu berkaitan dengan ayam, berkaitan dengan telur. Kalau pakannya tinggi harganya, mau tidak mau harus impor. Yang bisa dilakukan Plt Menteri Pertanian (Arief Prasetyo Adi) saat ini hanya itu opsinya karena kita masuk wilayah El Nino dari Agustus sampai ke depan," katanya kepada Tribunnews, Rabu (11/10/2023).
Ia memprediksi semua komoditas pangan ke depannya akan mengalami lonjakan harga. Maka dari itu, impor adalah salah satu opsi yang harus diambil.
Meski demikian, ia berharap ke depannya impor tak dijadikan sebagai satu-satunya opsi untuk menekan harga.
"Kekhawatiran saya kan gini sebenernya. Terbiasa impor, bagian dari hasil impor itu terasa enak uang bagiannya, akhirnya impor terus. Ini yang mati petani-petani kita. Jadi harus dibuat rencana yang jelas Menteri Pertanian sekarang," ujar Abdullah.
Kini, harga daging ayam ras menurut panel harga Badan Pangan Nasional sedang turun sebesar 1,24 persen, menjadi Rp35.030 per kilogram.
Baca juga: Beras Disebut Jadi Sumber Penyakit Diabetes, Mendagri Tito Ajak Masyarakat Makan Jagung Hingga Sukun
Sedangkan harga telur ayam ras juga mengalami penurunan. Saat ini, per kilogramnya dibanderol Rp27.710, turun 1,60 persen.
Sebagai tambahan informasi, impor jagung pakan ini dilakukan menyusul harganya yang mulai melonjak.
Berdasarkan Panel Harga Pangan Bapanas, harga rata-rata nasional jagung tingkat peternak pada 1 Oktober tercatat di Rp 6.840 per kg dan mengalami kenaikan mencapai Rp 7.000 per kg pada 10 Oktober 2023.