Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pedagang Pasar Respons Rencana Pemerintah Impor Jagung Pakan: Ya Mau Tidak Mau

Impor ini akan ditugaskan kepada Perum Bulog. Impor jagung pakan juga dilakukan secara bertahap, di mana tahap pertama sebanyak 250 ribu ton

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Pedagang Pasar Respons Rencana Pemerintah Impor Jagung Pakan: Ya Mau Tidak Mau
TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/HO/FX ISMANTO
ILustrasi panen jagung. Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengatakan impor jagung pakan merupakan solusi yang mau tak mau harus diambil guna mengantisipasi kenaikan harga daging ayam dan telur di pasaran. 

Kondisi tersebut disebabkan karena harga jagung di tingkat produsen dan konsumen yang terus meningkat dan melampaui HAP (Harga Acuan Penjualan).

HAP di tingkat konsumen untuk pengguna jagung sebagai pakan ternak di industri pakan ternak dan/atau peternak di harga Rp 5.000 per kg sebagaimana diatur dalam Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 5 Tahun 2022.

Meski akan mengimpor, Kepala Bapanas yang juga Plt. Menteri Pertanian, Arief Prasetyo Adi, memastikan pihaknya tetap mengutamakan produksi dalam negeri.

Namun, jika memang diperlukan dalam kondisi tertentu, intervensi pemerintah harus Arief sebut harus tetap disiapkan.

Khusus untuk jagung pakan, importasi ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Jokowi agar disegerakan mengambil langkah-langkah strategis.

Arief mengakui jika berdasarkan neraca kumulatif tahunan, komoditas jagung memang mengalami surplus.

"Namun di kuartal empat ini, neraca komoditas jagung menunjukkan angka defisit,” katanya.

Berita Rekomendasi

Arief mengatakan, jika harga pakan jagung terus meningkat, akan mengakibatkan fluktuasi harga telur dan daging ayam.

Sehingga, agar bisa memenuhi kebutuhan jagung pakan tersebut, importasi khusus untuk jagung pakan perlu dilakukan.

"Tetapi sekali lagi, saya tekankan importasi ini tentu dilakukan secara terukur dengan mempertimbangkan harga di tingkat petani tetap baik. Ini akan dilaksanakan secara bertahap mulai bulan ini,” kata Arief.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas