BPS Sebut Indonesia Masih Ada Impor dari Israel, Kemendag: Mungkin Lewat Pihak Ketiga
BPS mengungkap Indonesia masih mengimpor sejumlah barang dari Israel, meskipun tidak terdapat hubungan diplomatik antara kedua negara
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Sanusi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap Indonesia masih mengimpor sejumlah barang dari Israel, meskipun tidak terdapat hubungan diplomatik antara kedua negara.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Budi Santoso menduga barang yang diimpor RI dari Israel dilakukan lewat pihak ketiga.
Adapun informasi Indonesia impor barang dari Israel diungkap oleh Pelakasana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti.
Baca juga: Impor Bawang Putih Dibatasi Maksimal 650 Ribu Ton Tahun Depan
"Mungkin ada yang lewat pihak ketiga kali. Lewat negara lain kan bisa aja," ujar Budi ketika ditemui di sela acara Trade Expo Indonesia 2023 di ICE BSD Tangerang, Rabu (18/10/2023).
Jika importasi itu dilakukan melalui negara lain, Budi mengatakan Kemendag tak bisa mencegahnya.
"Ya kalau lewat negara lain kan asalnya dari negara ketiga itu ketahuannya," kata Budi.
Sebelumnya, Indonesia masih mengimpor sejumlah barang dari Israel, meskipun tidak terdapat hubungan diplomatik antara kedua negara.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, meskipun Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, bukan berarti tidak terdapat hubungan dagang. Pasalnya, hubungan dagang tidak bersifat kerja sama antar pemerintah, melainkan hubungan antara pelaku usaha dengan pelaku usaha.
"Kalau kita tidak memliki hubungan diplomatik tidak berarti secara ekonomi kita tidak boleh melakukan hubungan dagang," kata dia, dalam konferensi pers, Senin (16/10/2023).
Baca juga: BPS: Harga Beras, Gula dan Cabai Rawit Cenderung Naik, Perlu Perhatian Khusus
Lebih lanjut Amalia menyebutkan, nilai impor dari Israel mencapai 14,4 juta dollar AS sejak Januari hingga September 2023. Nilai itu setara dengan Rp 226,08 miliar (asumsi kurs Rp 15.700 per dollar AS).
"Ini business to business sifatnya," ujar Amalia.
Jika dilihat lebih rinci, barang yang paling banyak diimpor dari Israel ialah mesin peralatan mekanis dan bagiannya yang merupakan komoditas dengan kode HS 84. Selain itu, Indonesia juga banyak mengimpor komoditas perkakas dan peralatan dari logam tidak mulia yang tergolong kode HS 82.
"Dan juga HS 85, mesin perlengkapan elektrik dan bagiannya," kata Amalia.
Nilai impor dari Israel bergerak naik turun dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir. Pada 2020, nilai impor dari Israel sempat menembus 56,5 juta dollar AS atau setara sekitar Rp 887,05 miliar.
Kemudian, nilai impor pada tahun berikutnya anjlok menjadi 26,5 juta dollar AS atau setara sekitar Rp 416,05 miliar. Lalu pada 2022, nilai impor kembali naik menjadi 47,8 juta dollar AS atau setara sekitar Rp 750,46 miliar.
"Dan sepanjang Januari - September 2023 kita mengimpor dari Israel dengan nilai 14,4 juta dollar AS," ucap Amalia.