Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Menteri Suharso: Perang Israel-Palestina Secara Ekonomi Itu Mengguncangkan

Perang telah mengguncang perekonomian dunia, ditambah lagi seteru antara Amerika Serikat dengan China.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Menteri Suharso: Perang Israel-Palestina Secara Ekonomi Itu Mengguncangkan
Endrapta Pramudhiaz/Tribunnews.com
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa. Perang telah mengguncang perekonomian dunia, ditambah lagi seteru antara Amerika Serikat dengan China. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa menyampaikan perang Hamas VS Israel mengguncangkan perekonomian dunia.

"Belum situasi global pulih, kita baru saja menghadapi pandemi. Ekonomi sedang dalam proses pemulihan, perang Rusia-Ukraina belum turun tiba-tiba ada Hamas menyerbu Israel," ucap Suharso di Jakarta, Kamis (19/10/2023).

Menurut Suharso perang tersebut, turut mengguncang perekonomian dunia. Ditambah lagi seteru antara Amerika Serikat dengan China.

Baca juga: Saat Jokowi Tanggapi Konflik Hamas-Israel: Indonesia Tidak akan Tinggal Diam

"Secara ekonomi itu tentu mengguncangkan," ujar Suharso.

Peristiwa-peristiwa tersebut, ucap dia, mempengaruhi nilai tukar dollar AS terhadap rupiah.

"Padahal suku bunga sedang tidak dinaikkan oleh The Fed," tutur Suharso.

Berita Rekomendasi

Padahal agregat permintaan dunia sedang dipulihkan, pada saat yang sama sektor-sektor produksi di seluruh dunia ingin berbenah, namun terjadi peristiwa-peristiwa yang disinggung Suharso tersebut.

"Pertanyaannya mungkinkah Indonesia tumbuh 5 persen. Lalu sumber-sumber di mana. Kalau mau menaikkan pertumbuhan ekonomi, analisis dari sisi pengeluaran kita harus mempertahankan bagaimana konsumsi, kita bicara inflasi supaya harga tidak naik dan terjangkau," terang Suharso.

Untuk itu, lanjut dia, pengadaan barang harus ada dengan baik, dan daya beli dinaikkan dibantu dengan cara subsidi sosial. Untuk mempertahankan tingkat konsumsi

"Kontribusi konsumsi terhadap GDP 56 persen kalau dia tumbuh 5 persen sudah menyumbang 2,8 persen. Itu yang dijaga," kata Suharso.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas