Prospek Bisnis Nikel Menggiurkan Bikin Kontribusi Kinerja Antam Makin Positif
62% pendapatan ANTAM berasal dari penjualan emas, dan perseroan melihat pendapatan dari segmen emas akan tetap meningkat.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Prospek bisnis menggiurkan dan sentimen produk nikel yang cukup baik terutama untuk kendaraan listrik memberikan kontribusi terhadap kinerja PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
"Akibatnya pertumbuhan produksi dan permintaan kendaraan listrik yang semakin pesat berdampak positif ke emiten seperti ANTAM dan yang bergerak di bidang tersebut," ujar Research Analyst Infovesta Capital Advisory Arjun Ajwani, Senin(23/10/2023).
Selain itu, Arjun menilai dari sisi fundamental Antam juga cukup kuat dengan pertumbuhan laba yang konsisten. "Selain laba yang konsisten, valuasi Antam yang cukup menarik. Berdasarkan rasio PER dan PBV emiten tersebut undervalued dibandingkan rata-rata emiten sejenis yakni emiten barang baku (ANTM berada di sektor tersebut)," ujar Arjun.
Baca juga: Update Harga Emas Antam Sabtu, 21 Oktober 2023: Naik Lagi Rp9.000, Jadi Rp1.121.000 per Gram
Sementara dari sisi teknikal, Arjun menyebut Antam menarik dengan MACD signal atau indikator untuk kelebihan beli atau kelebihan jual dengan melihat hubungan antara MA (moving average=rata-rata pergerakan) jangka panjang dan pendek yang berpotensi membentuk golden cross dalam waktu singkat serta indikator Stochastic yang berfungsi menunjukkan sinyal jual beli saham yang berada di area yang oversold menuju ke area overbought.
"Saya merekomendasi buy untuk ANTAM dengan TP Rp 2.050," pungkas Arjun.
Sementara itu Senior Equity Analyst PT Jasa Utama Capital Sekuritas, Samuel Glenn Tanuwidjaja menjelaskan kinerja emiten BUMN di sektor tambang tersebut cukup stabil. Pendapatan ANTM tetap stabil dengan rata-rata pertumbuhan 15 persen Year on Year(yoy). Namun di bawah rata-rata pertumbuhan lima tahun sebelumnya (periode yang sama), hal ini didukung oleh kenaikan harga jual emas rata-rata.
"Selain itu, di sisi operasional, penjualan volume logam emas naik ke 13.508 kg atau tumbuh 0,3%. Saya melihat juga kenaikan laba usaha dan laba bersih ANTM naik 59% yoy dan 24% yoy," ujar Samuel.
Menurut Jasa Utama Capital Sekuritas, hal ini juga melebihi rata-rata kenaikan selama 5 tahun terakhir, didukung oleh penurunan beban umum dan administrasi sebanyak 30,4% dan penurunan beban penjualan sebanyak 3%. Selain itu saya juga melihat adanya peningkatan net profit margin ANTAM di semester 1 tahun 2023, sebanyak 0,4% ke level 8,7% dibanding rata-rata di sepanjang tahun 2022 yakni 8,3%.
"Mengingat 62% pendapatan ANTAM berasal dari penjualan emas, saya melihat pendapatan dari segmen emas akan tetap meningkat," kata Samuel.
Adapun faktornya, antara lain, kondisi ekonomi di China yang dikabarkan menurun, dengan kinerja PMI manufaktur, kinerja retail, dan properti sales, serta kinerja ekspor dan impor yang menurun selama beberapa kuartal di 2023 turut meningkatkan demand investors untuk emas sebagai safe haven Instrument.
Selain itu, economy outlook yang volatile karena peningkatan harga minyak wti dan brent yang naik ke level tertinggi semenjak Maret 2022 juga dinilai dapat membebankan transportation costs pada emiten-emiten domestik dan internasional, hal tersebut meningkatkan kekhawatiran investor akan penurunan kinerja margin profitabilitas emiten-emiten dan mengubah nilai valuasi harga saham emiten-emiten menjadi lebih rendah, khususnya di sektor manufaktur, perhotelan dan restoran, retail consumer goods dan pertambangan.