100 Juta Kilogram Plastik Didaur Ulang, Plastic Bank: 50 Persen Dari 10 Provinsi Indonesia
Plastic Bank bersama dengan komunitas pengumpul plastik dan mitranya telah mendaur ulang 100 juta kilogram plastik atau setara dengan 5 miliar botol
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Plastic Bank bersama dengan komunitas pengumpul plastik dan mitranya telah mendaur ulang 100 juta kilogram plastik atau setara dengan 5 miliar botol plastik berukuran 500ml.
Pendiri dan Ketua Plastic Bank David Katz mengatakan, hal tersebut merupakan pencapaian luar biasa dari komunitas daur ulang.
"Yang mengumpulkan setiap plastik dengan tangan mereka sendiri, sekaligus membuka jalan bagi mereka sendiri untuk keluar dari kemiskinan," ujar Katz saat dikonfirmasi, Selasa (24/10/2023).
Baca juga: Nelayan Pulau Pramuka Ubah Sampah Plastik Jadi BBM
Gerakan Social Recycling yang dilakukan oleh Plastic Bank telah mengumpulkan lebih dari 550 komunitas daur ulang di Asia Tenggara, Amerika Latin, dan Afrika. Di Indonesia, Plastic Bank memiliki lebih dari 270 collection centers.
"Terutama di 10 provinsi yang telah berkontribusi sebanyak 50 persen dari pengumpulan 100 juta kilogram plastik tersebut," ucap Katz.
Dari 40.000 anggota komunitas, 35 persen berasal dari wilayah pesisir di Indonesia yang tidak hanya membersihkan lingkungan mereka.
"Tetapi juga mengatasi kemiskinan dengan menukar plastik daur ulang dengan pendapatan tambahan dan berbagai manfaat sosial lainnya," terang Katz.
Katz menekankan bahwa keberlanjutan saja sudah tidak cukup lagi. Yang kita butuhkan saat ini adalah regenerasi, sebuah perubahan radikal dari bisnis dalam menjalankan tanggung jawab mereka terhadap lingkungan dan sosial.
"Kita sedang berada di persimpangan jalan. Kita bisa terus menjalani gaya hidup konsumerisme, atau kita bisa memulai suatu perjalanan regenerasi," ucap Katz.
Baca juga: Buat Video Bola Nasi Membal Diduga Mengandung Plastik, Emak-emak di Binjai Didatangi Polisi
Katz mengundang masyarakat di seluruh dunia untuk bergabung bersama untuk mengubah, sekaligus menciptakan dunia dimana kegiatan ekonomi turut memberdayakan masyarakat untuk meregenerasi sumber daya, melestarikan lingkungan, dan membuka jalan bagi komunitas daur ulang agar dapat keluar dari cengkeraman kemiskinan.
"Ini bukan suatu ajakan untuk bertindak, ini adalah ajakan untuk berkumpul bersama dan memimpin perubahan menuju dunia tanpa sampah, dunia tanpa polusi plastik dan kemiskinan," imbuh Katz.