Pupuk Kaltim Target Tanam 7.489 Bibit Pohon untuk Tekan Emisi Karbon
Sementara lokasi penanaman tersebar di dua lokasi, yakni Kabupaten Solok seluas 20 Hektare (Ha) dan Subang 20 Ha
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) menjalin kerjasama program Community Forest bersama Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kementerian Pertanian, melalui Balai Pengujian Standar Instrumen (BPSI) Tanaman Buah Tropika.
Program ini bertujuan dekarbonisasi menekan emisi karbon, lewat penanaman bibit pohon.
Baca juga: Tekan Emisi Karbon, BRI Life Tanam Mangrove di Kawasan Ekowisata Kapuk Muara
SEVP Business Support Pupuk Kaltim Meizar Effendi mengatakan, pada program ini pihaknya menargetkan penanaman sebanyak 7.489 bibit pohon, yang terdiri dari berbagai jenis komoditas buah unggul yang diproduksi BSIP Tanaman Buah Tropika.
Mulai dari mangga, durian, nangka, alpukat, manggis dan berbagai jenis buah tropika lainnya.
Sementara lokasi penanaman tersebar di dua lokasi, yakni Kabupaten Solok seluas 20 Hektare (Ha) dan Subang 20 Ha, dengan total area kerjasama seluas 40 Ha.
"Kerjasama ini bagian dari kesinambungan langkah Pupuk Kaltim dalam mendorong dekarbonisasi, serta upaya meningkatkan kesejahteraan petani melalui optimalisasi lahan menjadi kawasan pertanaman buah agar semakin terpelihara," ujar Meizar dalam keterangan, Kamis (26/10/2023).
Meizar menjelaskan Community Forest digagas Pupuk Kaltim sebagai bentuk kontribusi perusahaan dalam menekan emisi karbon, guna tercapainya target Net Zero Emission di tahun 2060.
Hal ini direalisasikan melalui dukungan terhadap National Determined Contribution (NDC), dengan target penurunan emisi sebesar 32 persen tahun 2030.
Langkah ini sejalan dengan prinsip Environment, Social dan Governance (ESG) yang diusung Pupuk Kaltim dalam mendorong keberlanjutan, melalui percepatan laju dekarbonisasi dengan penanaman berbagai jenis pohon secara bertahap di berbagai wilayah Indonesia.
Baca juga: Dukung Penerapan Ekonomi Karbon, BRI Fokus Terapkan Langkah Ini!
"Selain itu Community Forest juga ditujukan untuk pemanfaatan kembali lahan kurang produktif, seperti lahan tidur yang belum teroptimalisasi agar kembali menghasilkan. Dari hal tersebut, manfaat penanaman pun tidak hanya bagi lingkungan tapi juga masyarakat," terang Meizar.
Melalui kerjasama Community Forest, Meizar pun berharap kawasan BPSI Tanaman Buah Tropika semakin optimal sebagai sarana riset, utamanya terkait pengelolaan produk instrumen hasil standardisasi tanaman buah tropika.
Termasuk dalam hal penghitungan serapan karbon, maupun SOP budidaya tanaman buah agar produktivitas semakin meningkat, hingga layanan pengujian dan penilaian kesesuaian standar instrumen tanaman buah tropika.
"Semoga program kerjasama Community Forest ini dapat menjadi kontribusi bersama dalam mencapai target Indonesia Net Zero Emission di tahun 2060," tambah Meizar.