Indonesia Butuh Investasi Rp 3.600 Triliun untuk Optimalkan Ekonomi Biru
Indonesia memerlukan investasi Rp 3.600 triliun lebih untuk konservasi, pengembangan nelayan dan wilayah pesisir demi optimasi potensi ekonomi biru.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia memerlukan investasi proyek strategis senilai Rp 3.600 triliun lebih untuk konservasi, pengembangan nelayan dan wilayah pesisir demi optimasi potensi ekonomi biru.
Senior Fellow Lab 45 Riza Damanik dalam paparan hasil kajian tentag potensi ekonomi biru serta proyek-proyek strategis yang dilakukan di 2021 dan 2023 menunjukkan, pengembangan sektor ekonomi biru masih belum terdiversifikasi dan hanya berfokus pada perikanan dan pariwisata.
"Demi mengoptimalkan potensi ekonomi biru Indonesia diperlukan investasi proyek strategis hingga lebih dari Rp 3.600 Triliun termasuk untuk konservasi, pengembangan nelayan dan wilayah pesisir, serta pemanfaatan EBT kelautan yang dibagi mulai dari tahun 2022, 2035, hingga 2045," ujarnya saat dihubungi, Sabtu (28/10/2023).
Untuk mencapai target tersebut, ada 5 hal penting yang perlu dijalankan, yaitu konsistensi regulasi, tata kelola kelembagaan, pemutakhiran data dan informasi, teknologi dan inovasi pengungkit, serta realisasi investasi.
Demi mencapai predikat negara maju sumbangan sektor ekonomi biru harus mencapai 12,4 persen. Kontribusi ekonomi biru terhadap PDB nasional hingga saat ini hanya mencapai 3,6 persen.
Padahal Indonesia merupakan negara dengan kekayaan dan potensi maritim yang sangat besar yang mencapai 1,33 Triliun dolar AS namun hingga saat ini realisasinya baru mencapai 85,08 miliar dolar AS.
Fransiscus E. Manumpil, Asisten Administrasi Umum Setda Provinsi Sulawesi Utara menyampaikan, perlu adanya transformasi lain yaitu melalui mekanisme pendekatan ekonomi biru dengan pemanfaatan dan pengelolaan wilayah pesisir dan perairan yang optimal.
Baca juga: Ekonomi Biru Tawarkan Banyak Peluang Usaha Bagi Startup
"Namun dengan konteks hemat ramah lingkungan dan berkelanjutan, tidak hanya sektor perikanan ataupun pariwisata, Indonesia memiliki potensi yang besar dalam menjaga iklim salah satunya melalui potensi Blue Carbon yang dapat menjadi ujung tombak penurunan emisi di Indonesia," terangnya.
Senior Vice President & Executive Chair Konservasi Indonesia Meizani Irmadhiany juga memberikan pandangannya terkait pentingnya menjaga kelestarian alam dalam memanfaatkan potensi dan keberlanjutan Ekonomi Biru di Indonesia.
Baca juga: Bioteknologi Kelautan Bermanfaat Ciptakan Pembangunan Ekonomi Biru
"Potensi pengembangan ekonomi Indonesia dari sumber daya pesisir dan maritim atau ekonomi biru menjadi salah satu fondasi memajukan kesejahteraan masyarakat serta untuk menaikkan PDB negara," tuturnya.
Guru Besar FPIK Universitas Sam Ratulangi, Rene Charles Kepel menyebutkan bahwa Transformasi ekonomi untuk pengelolaan dalam hilirisasi SDA melalui perencanaan sesuai dengan RPJPN Indonesia 2025-2045
"Dengan mekanisme secara bertahap dan gambaran melalui potensi biru Indonesia melalui kebijakan terkait ekosistem, kelautan dan ekonomi secara keseluruhan dalam mencapai transformasi ekonomi tersebut," tuturnya.
Baca juga: Ekonomi Biru Jadi Prioritas Kerja Sama Negara ASEAN
Laboratorium Indonesia 2045 (Lab 45) bekerja sama dengan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi (FPIK UNSRAT) dan Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO) Sulawesi Utara mengadakan Seminar Transformasi Ekonomi Biru Menuju Indonesia Emas 2045.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa, khususnya FPIK dan FEB serta masyarakat umum terhadap potensi ekonomi biru di Indonesia.