Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ekonomi Tumbuh di Bawah 5 Persen, Ekonom Ingatkan Pemerintah Ada Tantangan Besar di Penghujung Tahun

Perang Israel-Hamas masih belum bisa diperkirakan kapan akan berhenti, demikian juga dengan kenaikan suku bunga.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Ekonomi Tumbuh di Bawah 5 Persen, Ekonom Ingatkan Pemerintah Ada Tantangan Besar di Penghujung Tahun
Kemenkeu
Direktur Eksekutif Segara Institute sekaligus Pengamat Ekonomi, Piter Abdullah. BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 4,94 persen secara year on year atau tahunan pada kuartal III-2023. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Segara Institute sekaligus Pengamat Ekonomi, Piter Abdullah menyampaikan Pemerintah menghadapi tantangan besar di Kuartal IV setelah Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III 2023 tumbuh sebesar 4,94 persen (yoy).

"Tantangan besar memang masih ada di triwulan IV yaitu gejolak global dan kenaikan suku bunga," ujar Piter saat dihubungi Tribunnews, Selasa (7/11/2023).

Selain itu, perang Israel-Hamas masih belum bisa diperkirakan kapan akan berhenti. Demikian juga dengan kenaikan suku bunga.

Baca juga: Bank Indonesia Sebut Pertumbuhan Ekonomi RI Tetap Kuat di Tengah Ketidakpastian Global

Kedua hal ini akan menahan ekspor impor, dan aliran modal investasi.

Menurut Piter, pertumbuhan ekonomi kuartal III, masih sesuai perkiraan mengalami perlambatan, hanya tumbuh 4,94 persen yoy.

Dari sisi pengeluaran, perlambatan terjadi hampir di semua komponen kecuali konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT), dan investasi (PMTB).

BERITA REKOMENDASI

"Perlambatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga berkontribusi besar menahan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan," kata Piter.

Meskipun menurun, ucap Piter, pertumbuhan ekonomi kuartal III masih dapat dikatakan baik dan sesuai harapan. Perlambatan pertumbuhan ekonomi ini sesuai siklus ekonomi dimana kuartal III umumnya lebih rendah dibandingkan kuartal II.

"Kalau merujuk siklus ekonomi pertumbuhan ekonomi akan kembali meningkat pada triwulan IV. Tetapi Konsumsi RT pada triwulan IV diperkirakan akan kembali naik karena adanya liburan natal dan tahun baru. Secara keseluruhan tahun pertumbuhan ekonomi indonesia masih akan ada diatas 5 persen. (5 sd 5,05)," terang Piter.

Sebelumnya, BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 4,94 persen secara year on year atau tahunan pada kuartal III-2023.

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti memaparkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku tercatat sebesar Rp5.296,0 triliun, sedangkan PDB Atas Dasar Harga Konstan mencapai Rp3.124,9 triliun di kuartal III-2023,

"Di tengah melambatnya perekonomian global, perubahan iklim, dan menurunnya harga komoditas ekspor unggulan perekonomian Indonesia tumbuh 4,94 persen (yoy),” ucap Amalia di Jakarta, Senin (6/11/2023).

Amalia berujar, pertumbuhan ekonomi tersebut dipengaruhi oleh melambatnya perekonomian global, terjadinya perubahan iklim dan menurunnya harga komoditas ekspor unggulan. Resiliensi ekonomi Indonesia kembali tercermin melalui pertumbuhan ekonomi sebesar 4,94 persen.

"Secara kumulatif Indonesia ekonominya tumbuh sebesar 5,05 persen (c to c)," kata Amalia.

Ekonomi Indonesia, ucap Amalia, jika dihitung berdasarkan PDB pada kuartal III-2023 atas dasar harga berlaku sebesar mencapai Rp 5.296 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 Rp 3.124,9 triliun.

"Berdasarkan besaran produk domestik bruto atau PDB pada triwulan III- 2023 atas dasar harga berlaku adalah sebesar Rp 5.296 triliun, atas dasar harga konstan sebesar Rp 3.124,9 triliun," imbuh Amalia.

Amalia berujar beberapa peristiwa yang mempengaruhi perekonomian dalam negeri, yakni kondisi beberapa negara mitra dagang utama Indonesia tetap tumbuh meskipun pada umumnya pada kuartal III-2023 relatif lebih lambat dibandingkan kuartal II seperti Tiongkok dan India.

"Kemudian, penurunan harga komoditas global juga berpengaruh ke komoditas ekspor unggulan Indonesia, seperti minyak kelapa sawit (CPO), nikel dan batu bara," terang Amalia.

Sedangkan, dari dalam negeri pertumbuhan ekonomi indonesia didorong oleh aktivitas domestik, yakni peningkatan mobilitas dan peningkatan pariwisata. Lalu, daya beli masyarakat masih terlihat stabil, diindikasikan dengan inflasi yang terkendali indeks penjualan eceran riil yang tumbuh.

"Penjualan domestik sepeda motor naik dan nilai transaksi uang elektronik dan kartu kredit juga tumbuh," tutup Amalia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas